Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Tambang Emas Ilegal di Luwu Utara, Diduga Dibekingi Orang Penting

Kompas.com - 28/11/2022, 14:51 WIB
Amran Amir,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

LUWU UTARA, KOMPAS.com - Aktivitas pertambangan tanpa izin (PETI) marak terjadi di Desa Onondoa, Kecamatan Rampi, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pelajar Mahasiswa Rampi (IPMR) Luwu Utara, Ramon Dasinga mengatakan maraknya aktivitas PETI di wilayah Kecamatan Rampi diduga kuat dibekingi sejumlah oknum, baik dari kalangan masyarakat lokal Rampi, maupun dari oknum Aparat Penegak Hukum (APH) atau oknum polisi, serta dari pihak politisi mulai dari politisi lokal hingga politisi Senayan.

Baca juga: Ismail Bolong Diburu Polisi, Akankah Terungkap Jenderal Penerima Suap Tambang Ilegal?

“Kami menduga, aktivitas PETI di wilayah Kecamatan Rampi yang kembali marak sejak April 2022 itu karena diback-up oleh sejumlah pihak, baik dari oknum masyarakat lokal Rampi, maupun dari oknum kalangan APH atau oknum polisi, termasuk sejumlah oknum politisi lokal hingga politisi Senayan,” kata Ramon, saat dikonfirmasi, Senin (28/11/2022) siang.

Menurut Ramon, para pelaku PETI tetap kebal hukum melakukan aktivitas ilegalnya yang merusak dan mencemari lingkungan hidup meski sudah ditegur berulangkali oleh warga setempat bersama para pemangku adat Rampi dan pemerintah desa Onondoa, serta Pemerintah Kabupaten Luwu Utara melalui dinas terkait dan oleh Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani.

“Para pelaku PETI terkesan bandel meski sudah berulang kali ditegur, baik secara lisan maupun tertulis, mungkin karena merasa kuat sebab mereka disokong oleh sejumlah orang penting dan berpengaruh yang rakus, serta korup,” ucap Ramon.

Lanjut Ramon, beredar isu di kalangan masyarakat adat Rampi, bahwa yang membekengi para pelaku PETI antara lain adalah oknum polisi berpangkat perwira menengah di jajaran Polda Sulsel, oknum anggota DPRD Luwu Utara, dan oknum Anggota DPR RI, serta oknum pengusaha tambang asal Kabupaten Sidrap dan Wajo.

“Mohon pihak terkait untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku PETI di wilayah kami di Kecamatan Rampi, Luwu Utara, kami berharap semua pihak terkait segera mengambil tindakan nyata sesuai proporsi dan kewenangannya. Utamanya APH khususnya jajaran Polres Luwu Utara, Polda Sulsel dan Mabes Polri untuk menindak tegas dan memproses hukum para pelaku PETI sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan, jangan malah terkesan tutup mata dan pura-pura tuli,” ujar Ramon.

Ramon menambahkan jika aktivitas PETI di wilayah Kecamatan Rampi tidak segera dihentikan, maka dampaknya terhadap lingkungan dan ekosistem akan semakin terasa dan bisa berbuntut bencana, pasalnya para pelaku PETI menggunakan sejumlah alat modern seperti excavator dan dump truck.

“Para penambang emas ilegal di Desa Onondoa, Kecamatan Rampi, menggunakan lima unit alat berat excavator dan tiga unit dump truck. Bahkan disinyalir menggunakan zat kimia berbahaya yang bisa berdampak buruk terhadap lingkungan dan ekosistem yang ada di Rampi dan sekitarnya. Zat kimia berbahaya itu, yakni sianida, dan mercury,” tutur Ramon.

Untuk diketahui, aktivitas PETI di wilayah Kecamatan Rampi mulai marak sejak awal tahun 2021 lalu, namun sempat terhenti, seiring berjalannya waktu pada April 2022 praktik PETI kembali marak.

Baca juga: Saat Ferdy Sambo dan Kabareskrim Saling Serang soal Kasus Dugaan Tambang Ilegal...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Dugaan Korupsi Lahan Hutan Negara, Kejati Sumbar Panggil Bupati Solok Selatan

Regional
Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Mantan Walkot Tangerang Maju sebagai Calon Gubernur Banten

Regional
Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Jumlah Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia

Regional
Konten Judi 'Online' dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Konten Judi "Online" dan Hoaks Pemilu Terdeteksi, Kapolda Lampung: Akun Palsu Cari Keuntungan Trafik

Regional
Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia 'Manusia Silver'

Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia "Manusia Silver"

Regional
Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Regional
Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com