Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Santri yang Nekat Panjat Tower Seluler Setinggi 73 Meter di Cilacap, Pasien Rehabilitasi Jiwa

Kompas.com - 05/11/2022, 12:09 WIB
Fadlan Mukhtar Zain,
Reni Susanti

Tim Redaksi

CILACAP, KOMPAS.com - Seorang santri berinisial BS (27) yang mencoba bunuh diri dengan memanjat tower seluler di Cilacap, Jawa Tengah, merupakan pasien rehabilitasi jiwa.

Kasi Humas Polres Kebumen, Iptu Gatot Tri Hartanto mengatakan, BS saat ini masih menjalani rehabilitasi jiwa di salah satu pondok pesantren di Kecamatan Kesugihan.

"Itu memang pasien di ponpes yang sekaligus menjadi panti rehab," kata Gatot saat dihubungi, Sabtu (5/11/2022).

Baca juga: Gempa Guncang Cilacap, BPBD Sebut Tak Ada Dampak Kerusakan

Gatot menjelaskan, BS yang berasal dari Palembang ini telah menjalani rehabilitasi di ponpes tersebut selama kurang lebih lima tahun.

Saat ini, kondisinya membaik. Meski terkadang kambuh-kambuhan.

Diberitakan sebelumnya, seorang santri nekat memanjat tower seluler di Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (4/11/2022).

Baca juga: Banjir Surut, Lalu Lintas Jalur Cilacap-Pangandaran Kembali Normal

Beruntung, aksi percobaan bunuh diri itu bisa dicegah. Setelah dibujuk berjam-jam, laki-laki berinisial BS (27) asal Palembang ini bersedia turun dari tower setinggi 73 meter.

Kasubsi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP/Basarnas) Cilacap Satrio Nurridanto mengatakan, BS dilaporkan memanjat tower sekitar pukul 15.00 WIB.

"Pada pukul 19.40 WIB, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi survivor dalam keadaan selamat," ujar Satrio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com