Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apotek di Kota Mataram Berhenti Jual Obat Sirup, Anak yang Sakit Disarankan ke Puskesmas

Kompas.com - 21/10/2022, 17:34 WIB
Fitri Rachmawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Masyarakat dan petugas apotek di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), masih menunggu kepastian dari pemerintah terkait obat sirup untuk anak yang ditarik Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena mengandung cemaran etilen glikol yang melebihi ambang batas.

Saat ini, apotek di Kota Mataram menghentikan penjualan obat sirup untuk anak.

"Kami masih menunggu kepastian dari pemerintah atau BPOM ya, ini kami tidak bisa perjualbelikan seluruh obat sirup yang ada di apotek kami," kata Siti, petugas Apotek Wijaya Kusuma di Ampenan, Kota Mataram, kepada Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

Baca juga: Guru Ngaji di Mataram Cabuli 8 Anak di Bawah Umur

Siti mengatakan, warga yang datang ke apotek dan akan membeli obat untuk anaknya yang masih di bawah usia 6 tahun langsung disarankan ke puskesmas agar mendapat resep dokter yang sesuai.

"Kami tidak berani, kami juga khawatir ini, apalagi surat edaran lanjutan belum dikeluarkan, kecuali surat BPOM yang melarang menjual obat sirup. Untuk penarikan belum dilakukan karena masih menunggu hasil uji laboratorium," terang Siti.

Baca juga: Kepala UPTD Pasar Disdag Mataram Ditetapkan sebagai Tersangka Pungli

Saat ini, pihaknya hanya melayani pembelian obat untuk orang dewasa dan anak di atas usia 6 tahun yang bisa menggunakan obat jenis tablet.

"Kita berharap semua bisa selesai, aman-aman saja. Kami petugas apotek dan warga sama-sama saling membutuhkan. Warga butuh obat, kami melayani mereka mendapatkan obat yang bisa menyembuhkan keluhan sakit mereka," ungkapnya.

Zainal Abidin (27), warga Lingsar, Lombok Barat, mengaku sedang membutuhkan obat untuk anaknya sakit. Sementara, dia tidak bisa membeli obat sirup karena sedang dilarang penggunaannya.

"Saya membutuhkan sekali obat itu, anak saya sakit, dan hanya dengan termorex dia bisa sembuh, tapi ya karena tidak boleh, gimana lagi, kita ikut saja aturan pemerintah," kata Zainal.

Zainal mengaku, dua anaknya sedang sakit dan butuh obat.

"Selain anak saya, anak-anak di kampung saya juga pada sakit. Mereka bingung tidak boleh beli obat sirup. Semoga ada solusi dari pemerintah ini," kata Zainal sambil meninggalkan apotek.

Halaman:


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Banjir dan Longsor Landa Pinrang, Satu Warga Tewas, Sejumlah Rumah Warga Ambruk

Regional
Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com