Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulitnya Mendeteksi Paparan HIV/AIDS dari Penganut Cinta Satu Malam dan Pelaku Seks Online

Kompas.com - 19/10/2022, 06:45 WIB
Firmansyah,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

 

BENGKULU, KOMPAS.com - Direktur Yayasan Peduli Sosial Nasional (Pesona), Kota Bengkulu Rinto Harahap mengemukakan, pihaknya sulit menjangkau kelompok penganut cinta semalam dalam upaya mendeteksi penyebaran HIV/AIDS di daerah itu.

Di Bengkulu, pertambahan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) bertambah sekitar 30 orang, setiap enam bulan.

"Secara umum di Bengkulu orang dengan HIV mencapai 400 orang, setiap enam bulan kami melihat ada 30 orang bertambah (menjadi ODHA)," ungkap Rinto saat ditemui di kantornya, Senin (17/10/2022).

"Kami sulit mendeteksi paparan HIV dari kelompok penganut cinta satu malam atau sesaat. Kalau pengguna narkoba, dunia malam, prostitusi, lebih mudah mendeteksinya. Namun, kelompok cinta semalam ini sulit dan kalau terpapar HIV dia ke mana-mana itu," sambung dia.

Baca juga: Perjuangan Welhelmus, 12 Tahun Hidup dengan HIV/AIDS, Sempat Divonis Usia Tinggal 3 Hari (Bagian 1)

Selama ini, Rinto mengakui bahwa Yayasan Pesona hanya bisa mendekati populasi kunci, tidak semua masyarakat. Padahal, masyarakat umum memiliki risiko penularan HIV yang tinggi juga.

"Data terakhir, ibu rumah tangga banyak terinfeksi. Sekarang ini banyak masyarakat cinta sesaat dengan gonta-ganti pasangan ini tak bisa kami sentuh, mereka berisiko dan rentan. Belum lagi aplikasi jual beli seks online juga makin marak," tambah dia.

Saat ini, kata Rinto, lembaga yang ia pimpin mendampingi tidak kurang dari 300 orang dengan HIV. Namun pendampingan tersebut pun masih sangat terbatas karena minimnya sumber daya manusia dan dukungan donasi yang dimiliki.

Sebab itu, dia berharap pemerintah dapat peka memberikan kebijakan pada penyebaran HIV termasuk pada orang dengan HIV.

Rinto mengatakan, Bengkulu memiliki Perda no 5 tahun 2017 tentang HIV/AIDS. Perda ini disebut memfasilitasi semua penanggulangan, advokasi, hingga pendanaan ODHA.

Namun sayangnya, Perda tersebut belum berjalan secara maksimal. Dalam hal pendanaan, dirinya tidak banyak berharap pada Pemda.

Baca juga: Perjuangan Welhelmus, 12 Tahun Hidup dengan HIV/AIDS, Sempat Divonis Usia Tinggal 3 Hari (Bagian 2)

Dalam penanganan HIV, kata Rinto, yang penting bukan hanya pengobatan untuk orang dengan HIV saja. Namun juga sosialisasi ke masyarakat bahwa penularan HIV bukan lewat sentuhan atau udara, sehingga orang dengan HIV tidak perlu diasingkan hingga akhirnya meninggal tanpa ada penanganan.

Dia menekankan, seseorang yang mengidap HIV/AIDS bukan berarti dunia berakhir.

"Ada banyak bukti orang dengan HIV hidup panjang umur, memiliki banyak anak tanpa terkena HIV. Intinya pendampingan harus disiplin konsultasi dengan tenaga medis harus rajin. Termasuk bila ingin punya keturunan yang tidak terkena HIV. Ini semua perlu disampaikan secara massif pada masyarakat," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prajurit TNI Diserang KKB Saat Berpatroli di Paniai Papua Tengah

Prajurit TNI Diserang KKB Saat Berpatroli di Paniai Papua Tengah

Regional
KPU Magelang Terima 2 Orang Konsultasi Calon Independen Pilkada

KPU Magelang Terima 2 Orang Konsultasi Calon Independen Pilkada

Regional
Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Regional
Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Regional
HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

Regional
Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Regional
Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com