Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cekik Bayinya yang Baru Dilahirkan di Belakang Kandang Babi, Wanita Ini Terancam 15 Tahun Penjara

Kompas.com - 28/08/2022, 04:31 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Penyidik Satuan Reserse dan Kriminal Kepolisian Resor Alor, terus mendalami kasus wanita muda di Sifala, Desa Wakapsir, Kecamatan Alor Barat Daya Selatan, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang mencekik bayinya di belakang kandang babi hingga tewas.

Kepala Satuan Reskrim Polres Alor Iptu Yames Jems Mbau mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi mata, termasuk pelaku SK (23).

"Pelaku kita sudah minta keterangannya, tapi belum ditahan karena masih dirawat usai melahirkan bayinya," kata Jems, kepada Kompas.com, Sabtu (27/8/2022).

Baca juga: Kronologi Wanita Bunuh Bayinya Usai Melahirkan di Toilet, Berawal Bujukan Kekasih Gugurkan Kandungan

Meski begitu, pihaknya menjerat pelaku SK, dengan Pasal 80 Ayat 3 Junto Pasal 76 C Undang-undang Nomor 17 tahun 2016 tentang Perlindungan Anak atau pasal 341 KUHP.

"Ancaman pidana kurungan 15 tahun penjara atau pidana kurungan 7 tahun penjara," ujar Jems.

Menurut Jems, setelah pelaku selesai dirawat, maka pihaknya segera menetapkan tersangka dan menahannya di Polres Alor.

Sejumlah barang bukti telah dikumpulkan penyidik, termasuk hasil otopsi jenazah bayi malang itu.

Sebelumnya diberitakan, aparat Satuan Reserse dan Kriminal (Reskrim) Kepolisian Resor (Polres) Alor, menangkap SK (23), seorang wanita muda di Sifala, Desa Wakapsir, Kecamatan Alor Barat Daya Selatan, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur.

Wanita itu melahirkan seorang bayi laki-laki. Namun bayi ini langsung dicekik hingga tewas.

Baca juga: Sebelum Bunuh Bayinya di Hutan, Perempuan Ini Beli Ramuan Penggugur Kandungan Rp 350.000

"Kejadiannya pekan lalu. Hari ini kita datangkan tim medis dari Bid Dokkes Polda NTT untuk melakukan ekshumasi dan otopsi di kuburan keluarga," ujar Kepala Satuan Reskrim Polres Alor Iptu Yames Jems Mbau, kepada Kompas.com, Jumat (26/8/2022) malam.

Penanganan kasus ini lanjut Jems, dilimpahkan dari Polsek Alor Barat Daya ke Satuan Reskrim Polres Alor.

Kejadian pembunuhan itu kata Jems, bermula pada malam hari sebelum kejadian, SK tidur di kamar depan dan merasa sakit perut.

Jelang subuh, SK hendak buang air besar sehingga ia ke toilet di belakang rumah.

Baca juga: Tega Bunuh Bayinya karena Diduga Soal Selingkuh, Seorang Ibu Terancam Hukuman Mati

Karena di toilet tidak ada air, SK kemudian ke bagian belakang kandang babi untuk buang hajat.

Saat berada di belakang kandang babi, dalam posisi jongkok, SK bukannya buang hajat namun ternyata ia melahirkan seorang bayi.

SK panik karena bayi yang dilahirkan menangis apalagi selama ini tidak ada yang mengetahui kehamilannya.

"Pelaku langsung memegang leher bayi tersebut dengan kedua tangannya dan mencekik leher bayi tersebut kurang lebih 1 menit hingga bayi tidak bergerak dan menangis lagi dan akhirnya bayi meninggal," ungkap Jems.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com