Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Solo Libatkan Kader PKK Jadi Ujung Tombak Atasi Penurunan Stunting

Kompas.com - 03/08/2022, 11:40 WIB
Labib Zamani,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dilibatkan ikut serta menurunkan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita di Solo, Jawa Tengah.

Meski angka stunting di Solo masih di bawah nasional yakni 1,8 persen bayi, keterlibatan kader PKK menjadi penting guna mewujudkan nol kasus stunting pada 2024.

"Kita tidak melihat presentase. Artinya kita masih punya ada sekian anak yang mengalami stunting. PR kita adalah bagaimana ke depan tidak ada lagi kasus-kasus stunting baru," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Solo, Purwanti kepada Kompas.com di Solo, Jawa Tengah, Rabu (3/8/2022).

Baca juga: Mengapa ASI Penting Untuk Mencegah Stunting?

Purwanti mengatakan, kader PKK menjadi ujung tombak di wilayah sebagai tangan panjang pemerintah.

Mereka lebih mengetahui situasi dan kondisi masyarakat di wilayahnya masing-masing sehingga peran mereka sangat vital dalam rangka menurunkan stunting.

"Mereka mendampingi keluarga-keluarga berisiko stunting. Mereka melakukan kunjungan door to door kemudian melakulan identifikasi terkait keluarga-keluarga itu," ungkap Purwanti.

Para kader ini, lanjutnya bertugas melakukan skrining mulai dari calon pengantin, ibu hamil, ibu yang mempunyai bayi bawah dua tahun, dan ibu habis melahirkan.

"Dilihat dari status kesehatannya apakah dia kalau calon pengantin dilihat dari indeks masa tubuhnya itu sudah memenuhi apa belum? Dilihat dari HB-nya apakah memenuhi apa belum? Kalau belum fungsi kader ini menjembatani dengan edukasi dan pelayanan kesehatan," terang dia.

"Ibu hamil juga demikian lingkar lengan kurang dari 23,5, sudah dapat PMT apa belum? Nanti (kader) menjembatani untuk memberikan makanan tambahan, tablet tambah darah kalau HB-nya kurang," sambungnya.

Dikatakannya kader PKK ini sudah memiliki data keluarga berisiko stunting di wilayahnya masing-masing. Masilnya calon pengantin, kata Purwanti bisa didapatkan dari data kelurahan atau Kementerian Agama.

Pihaknya telah bekerja sama dengan Kementerian Agama atau kelurahan apabila ada warga yang ingin menikah agar diberitahukan kepada kader untuk melakukan kunjungan rumah calon pengantin.

"Data setiap tahun kita ada sekitar 5.000 orang di Solo yang menikah. Jadi calon pengantin ini mereka kita dampingi terus minimal selama 90 hari," kata Purwanti.

Baca juga: Atasi Stunting dengan BLT Desa, Kemenkeu: Semoga Enggak Dibelikan Rokok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Penjaringan untuk Pilkada, PDI-P Pemalang Sebut Bacalon Harus Ber-KTA Partai Banteng

Regional
Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Tepat di Hardiknas, 4 Disabilitas Tunanetra Berjuang Masuk Perguruan Tinggi Negeri

Regional
HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

HUT Ke-477 Semarang, Mbak Ita: Paparkan Pencapaian Nilai Investasi Tumbuh 100 Persen hingga Kemiskinan Terendah di Jateng

Regional
Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Prabowo Ingin Libatkan Megawati dalam Penyusunan Kabinet, Gibran: Semuanya Kami Mintain Masukan

Regional
Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Perjuangan Guru Erni Seberangi Lautan demi Mengajar, Perahu yang Dinaiki Pernah Terbalik

Regional
Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Cekcok dengan Ibunya, Mahasiswa di Banjarmasin Ditemukan Tewas Gantung Diri

Regional
Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Banjir Rendam Sekolah di Maja Lebak, Semua Murid Diliburkan

Regional
Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Untidar Magelang Kini Jadi BLU, Rektor Klaim UKT Tak Naik

Regional
Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar 'Online' buat Ujian

Kisah Siswa SDN 104 Krui, Naik ke Bukit Cari Sinyal Belajar "Online" buat Ujian

Regional
Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Kisruh Penerima KIP Kuliah di Undip Semarang, Ini Penjelasan Pihak Kampus

Regional
Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Korupsi BLT Covid-19, Mantan Kades di Tangerang Divonis 2,5 Tahun Penjara

Regional
28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

28 Calon TKI Ilegal yang Akan Berangkat ke Malaysia Diselamatkan di Pesisir Nunukan

Regional
Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Santap Jamur Liar dari Pekarangan Rumah, Sekeluarga di Cilacap Keracunan

Regional
Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Jalan Rangkasbitung-Bogor Longsor, Kendaraan Roda Empat Dialihkan ke Jalur Alternatif

Regional
Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Calon Perseorangan Pilkada Sumbar 2024 Butuh 347.532 Dukungan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com