Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kecelakaan Odong-odong di Serang, Sopir Ngebut, Penumpang Sudah Beri Peringatan

Kompas.com - 27/07/2022, 11:37 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

Sumber

KOMPAS.com - Aris, salah satu keluarga korban kecelakaan odong-odong yang ditabrak kereta api di Serang, Banten, menceritakan kronologi kejadian yang menewaskan 9 orang pada Selasa (26/7/2022).

Dalam kejadian tersebut, keponakan Aris turut menjadi korban. Dia mengatakan, keponakannya itu kini tengah dirawat Rumah Sakit (RS) Hermina Ciruas.

Menurut keterangan keponakannya, Aris menyampaikan, odong-odong yang ditumpanginya itu melaju cukup kencang dari arah Cilebu menuju Walantaka.

"Odong-odong ngebut dan sopir tidak mau berhenti, sudah diimbau oleh penumpang, tapi terus jalan saja," kata Aris, dikutip dari jabar.tribunnews.com, Rabu (27/7/2022).

Baca juga: Sopir Odong-odong yang Ditabrak Kereta Masih Jadi Saksi

Aris menambahkan, alasan sang sopir odong-odong memacu kendaraannya dengan kencang karena demi mengejar odong-odong lainnya yang berada di depan.

"Ada dua odong-odong, yang satu sudah duluan, satu lagi yang ditumpangi ponakan saya mengejar," ujarnya.

Sementara itu, Rohmat, orang tua salah satu korban kecelakaan odong-odong di Serang mengaku trauma akibat tragedi tersebut.

Pasalnya, sang anak turut menjadi korban kecelakaan tersebut. Meski anaknya selamat, namun Rohmat mengatakan, anggota keluarganya yang lain meninggal dunia dalam peristiwa tersebut.

"Alhamdulillah anak saya selamat, tapi neneknya meninggal dunia," kata Rohmat.

Baca juga: 7 Kecelakaan Odong-odong di Tanah Air, Ada yang Tak Kuat Menanjak hingga Tertabrak Kereta Api

Rohmat mengaku, kini ia menjadi takut untuk membolehkan anaknya kembali naik odong-odong.

"Pasti khawatir, sebelumnya memang saya membolehkan, tapi atas kejadian ini saya takut," terangnya.

Keterangan lain juga disampaikan oleh Mansur, Ketua RT di kawasan Cilebu. Dia mengatakan, saat mengalami kecelakaan di Kampung Cilebu Pasar, odong-odong tersebut sedang ditaiki puluhan penumpang.

"Penumpangnya lebih dari 25 orang, kejadiannya pas rel kereta di situ," ujar Mansur.

Mansur menjelaskan, warga biasanya menggunakan odong-odong untuk berkeliling kampung dengan tarif Rp 2.000 sampai Rp 3.000 per orang.

Baca juga: Sejarah Odong-odong yang Lahir di Tengah Kaum Urban

"Mereka mau jalan-jalan keliling kampung, penumpangnya lagi main cari hiburan, udah biasa odong-odong itu," ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Berawan

Regional
'Justice For Afif...'

"Justice For Afif..."

Regional
Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Industri Tekstil Jateng Terpuruk, Dipicu Bahan Baku Sulit dan Permintaan Loyo

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Rabu 26 Juni 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Sedang

Regional
[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

[POPULER REGIONAL] Sosok Bupati Belu Perjuangkan Pengobatan Gratis | Soal Pejabat di Semarang Titip Anak di PPDB

Regional
Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Soal Pilkada Solo, Muhammadiyah Netral tapi Punya Kriteria Pemimpin

Regional
Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Gunung Gandang Dewata, Puncak Tertinggi di Sulawesi Barat

Regional
Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Dampak Cuaca Buruk, Petambak Udang di Kebumen Panen Lebih Awal

Regional
Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Terungkap Motif Pria Bacok Pacar Anaknya hingga Tewas, Sakit Hati Putrinya Dilecehkan

Regional
Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Malam Ini Gunung Lewotobi Laki-laki Meletus Lagi, Semburkan Abu Tebal 900 Meter

Regional
Sejarah Kabupaten Semarang

Sejarah Kabupaten Semarang

Regional
Sudah Berkeluarga, Oknum Guru di Bengkulu Tega Cabuli Siswinya Sendiri

Sudah Berkeluarga, Oknum Guru di Bengkulu Tega Cabuli Siswinya Sendiri

Regional
Lewat Inovasi Penanganan Stunting, Pemkot Semarang Raih Penghargaan Pelayanan Publik dari PBB

Lewat Inovasi Penanganan Stunting, Pemkot Semarang Raih Penghargaan Pelayanan Publik dari PBB

Kilas Daerah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com