Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebut Perundungan Bocah SD di Tasikmalaya Candaan, Wagub Jabar Minta Maaf

Kompas.com - 25/07/2022, 15:46 WIB
Dendi Ramdhani,
Reni Susanti

Tim Redaksi


BANDUNG, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat terkait pernyataannya yang menganggap aksi perundungan anak di Kabupaten Tasikmalaya sebagai candaan anak-anak.

Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (25/7/2022).

"Jadi saya memohon maaf menyampaikan hal semacam itu. Karena kami sebenarnya tidak bermaksud pada konteks yang ada pada kejadian ini," ujar Uu.

Baca juga: Arist Merdeka Sirait Sebut Wagub Jabar Gagal Paham, Kasus Perundungan Tasikmalaya Kekerasan Anak, Bukan Candaan

Uu berkilah, pernyataan itu ia sampaikan dalam konteks sedang bercanda dengan para awak media.

"Yang saya sampaikan saat saya bercanda dengan rekan media, barudak sok silih poyokan mah biasa (anak kecil suka saling ledek mah biasa). Itu sebetulnya tidak boleh, sekalipun hal biasa itu yang saya sampaikan," ungkapnya.

Uu mengatakan, hal itu ia sampaikan berdasarkan pengalamannya saat kecil dahulu.

"Dan saya memohon maaf atas kesalahan statement saya tentang hal itu karena memang saya juga dulu pernah kecil dan biasa silih poyokan (saling meledek) tapi itu salah. Jadi mohon maaf atas kesalahan saya " jelasnya.

Baca juga: Soal Perundungan Bocah SD di Tasikmalaya, Wagub Jabar: Itu Candaan

Diberitakan sebelumnya, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengaku mendapatkan tugas dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil untuk menemui keluarga korban bocah meninggal akibat perundungan pemaksaan setubuhi kucing di Kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (23/7/2022).

Uu memberikan pernyataan berbeda dengan Ridwan Kamil yang mengecam keras kejadian itu serta meminta para pelakunya dihukum sesuai aturan.

Bahkan, keinginan Uu pun sangat berbeda dengan pernyataan Presiden RI Joko Widodo dan Kementerian PPA yang mengecam keras kejadian ini dan akan melakukan berbagai upaya supaya tak terulang kembali.

Secara tegas, Uu mengaku kejadian anak setubuhi hewan sudah biasa sejak masa kecilnya dulu dan itu hanya sebuah candaan.

Baca juga: Diagnosis Dokter soal Bocah SD di Tasikmalaya Meninggal Usai Dirundung: Kejiwaan Korban Tertekan

Uu mengungkap hal itu seusai melihat secara kasat mata di video bocah itu yang viral, padahal selama ini kasusnya masih diselidiki oleh PPA Polda Jabar.

"Iya, saya juga mohon maaf. Saat kecil begitu, pernah lah ya, pernah, sering dengar (tentang perundungan). Bahkan teman saya (bersetubuh) dengan kerbau orang Cikatomas, tahu. Tetangga saya (bersetubuh) dengan ayamnya, ya saat usia SD-SD begitu. Itu candaan lah ya. Itu biasa pak itu. Tapi justru karena ada medsos dan jadi pertanyaannya, kenapa mesti diviralkan?" Jelas Uu kepada wartawan di kantor KPAID Kabupaten Tasikmalaya.

Dengan demikian, Uu meminta kepada keluarga korban dan para pelaku segera berdamai dan berharap kasus ini tak sampai ke Pengadilan nantinya.

Baca juga: RSUD SMC Ungkap Penyebab Meninggalnya Bocah SD di Tasikmalaya: Depresi, Thypoid, dan Peradangan Otak

Alasannya, para pelaku akan mendapatkan sanksi sosial sampai dewasa nantinya dan berdampak pada kelangsungan hidupnya kelak.

"Saya akan sesuai kapasitas, akan menyampaikan ini ke Gubernur. Saya ingin masalah ini disetop. Menurut saya, yang harus dikejar itu yang membuat dan menyebarkan," ujar Uu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Ditinggal Berkebun, Rumah Warga Kabupaten Semarang Ludes Terbakar

Regional
Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Jateng Mulai Kemarau Bulan Mei, Pemprov Antisipasi Risiko Kekeringan

Regional
Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Tingkatkan Kesejahteraan ASN-Pensiunan, Pemprov Sumut dan Taspen Sosialisasikan Program JKK hingga JKM

Regional
Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Guru di Pontianak yang Cabuli Siswinya hingga Hamil Divonis 12 Tahun Penjara

Regional
Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program 'Sekolah Sisan Ngaji'

Dukung Bupati Blora, FKDT Siap Laksanakan Program "Sekolah Sisan Ngaji"

Regional
Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Misteri Kematian Dimas di Kayong Utara, Polisi Pastikan Kecelakaan Tunggal

Regional
Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Pejabat DKP Banten Ditetapkan Tersangka Korupsi Breakwater Cituis

Regional
Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Ambil Formulir Pendaftaran PDI-P, Ketua DPRD Banyumas Siap Maju Pilkada Lagi

Regional
Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia 'Manusia Silver'

Viral, Video Anggota Satpol PP Makassar Dipukul Saat Razia "Manusia Silver"

Regional
Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Sepekan Banjir Rob Sayung Demak, 273 Hektar Sawah Terancam Gagal Panen

Regional
Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Mayat Wanita Ditemukan Membusuk di Rumah Kontrakan Mataram NTB

Regional
Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Polisi Cari Pelaku dan Penyebar Video Adegan Oral Seks di Tempat Wisata Air Panas di Maluku Tengah

Regional
Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Lerai Teman Berkelahi karena Masalah Asmara, Pemuda di Bangka Barat Tewas

Regional
PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

PPP Maluku Buka Penjaringan Calon Kepala Daerah Tanpa Mahar Politik

Regional
Bus dan 2 Mobil Terlibat Kecelakan Karambol di Solo

Bus dan 2 Mobil Terlibat Kecelakan Karambol di Solo

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com