KOMPAS.com - Baim Wong beserta istrinya, Paula Verhoeven, melalui PT Tiger Wong Entertainment berencana menggelar acara Citayam Fashion Week pada Agustus 2022.
Oleh sebab itu, Baim Wong mendaftarkan Citayam Fashion Week sebagai merek ke Pangkalan Data Kekayaan Intelektual (PDKI) pada Rabu (20/7/2022).
"Iya sudah mau final. Di bulan Agustus," kata Baim Wong, dikutip dari video.kompas.com.
Di laman resmi PDKI, Citayam Fashion Week dituliskan sebagai barang atau jasa yang akan menyediakan hiburan dalam bentuk podcast dan video online di bidang mode, organisasi peragaan busana, pelaksanaan pameran, dan pameran kebudayaan.
Citayam Fashion Week juga akan dijadikan program televisi dan publikasi majalah mode untuk tujuan hiburan.
Baca juga: Aksi Anak Muda ala Citayam Fashion Week di Madiun Dibubarkan Satpol PP
Menanggapi rencana tersebut, masyarakat pun ramai-ramai menghujani Baim Wong dengan kritikan.
Menurut sebagian besar masyarakat, Baim Wong tidak berhak mendaftarkan Citayam Fashion Week sebagai merek yang akan ia gunakan melalui perusahaannya.
Kritikan juga datang dari selebritas dan pejabat Tanah Air, termasuk Ernest Prakasa dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Keduanya mengungkapkan penolakan mereka terhadap tindakan Baim Wong tersebut melalui media sosial Instagram dan Twitter.
Pria yang akrab disapa Emil ini mengungkapkan penolakannya melalui unggahannya di akun Instagram @ridwankamil pada Senin (25/7/2022).
Baca juga: Kala Demam Citayam Fashion Week Menjalar hingga Bandung, Surabaya, dan Malang...
Berikut ini pernyataan lengkap Emil di akun Instagramnya mengenai ulah Baim Wong yang mendaftarkan Citayam Fashion Week sebagai merek:
"Dear Baim Wong dkk, nasehat saya, tidak semua urusan di dunia ini harus selalu dilihat dari sisi komersial. Fenomena #CitayamFashionWeek itu adalah gerakan organik akar rumput yang tumbuhkembangnya harus natural dan organik pula.
Sekalinya diformalkan dan dimewahkan, apalagi oleh orang luar, malah akan hilang tujuan dan maksudnya. Dan biasanya gerakannya akan mati muda.
Biarkan ini jadi cerita, bahwa fashion jalanan tetap adanya di jalanan. Bukan di Sarinah, bukan di podcast, bukan pula harus menginternasional.
Biarkan tetap Slebew bukan Haute Couture. Ada kalanya mereka hanya butuh ruang ekspresi. Dan tidak perlu negara turut campur terlalu jauh. Tidak perlu pula individu-individu di luar komunitasnya ikut-ikutan mengatur-atur.
Baca juga: Ridwan Kamil Minta Baim Wong dkk Cabut Pendaftaran Merek Citayam Fashion Week