KOMPAS.com - Gatrik merupakan permainan tradisional zaman dulu.
Gatrik disebut juga tak kadal, pathil lele atau benthik.
Permainan tradisional gatrik berasal dari Jawa Barat. Namun, permainan ini juga terdapat di daerah Jawa, dengan penyebutan yang berbeda.
Gatrik merupakan permainan beregu yang terdiri dari regu pemukul dan penangkap.
Permainan yang pernah populer pada masanya ini dimainkan oleh secara berkelompok terdiri dari dua sampai empat orang.
Permainan tradisional gatrik berasal dari bunyi thik yang dihasilkan melalui benturan dua kayu yang berbeda.
Permainan gatrik membutuhkan alat yang tergolong sederhana dan mudah diperoleh, yaitu dua buah ranting atau bambu.
Masing-masing bambu memiliki ukuran yang berbeda, satu bambu berukuran sekitar 30 senti meter sedangkan bambu lainnya berukuran lebih kecil sekitar 10 sentimeter.
Baca juga: Sejarah dan Asal Permainan Congklak, Aturan, serta Cara Bermain
Alat permainan lainnya, yaitu batu bata atau sejenisnya. Batu bata ini digunakan sebagai landasan gatrik.
Sebagai ganti batu bata, pemain juga dapat membuat lubang kecil di tanah.
Permainan gatrik tidak memerlukan aturan khusus, permainan ini ada terdapat pemukul gatrik dan penangkap gatrik.
Nantinya dalam permainan, bambu atau ranting disebut dengan gatrik pendek dan gatrik panjang.
Aturan permainannya adalah pemukul harus memukul gatrik pendek. Jika batang gatrik pendek terlempar dan berhasil ditangkap oleh penangkap maka mereka harus bertukar tempat.
Pemukul harus dapat memukul gatrik pendek hingga terlempar, sedangkan penangkap harus mampu menangkap gatrik pendek yang dipukul.
Jika, pemukul berhasil memukul gatrik pendek hingga terlempar, dia akan memperoleh nilai. Namun, nilai itu bisa gugur kalau penangkap berhasil menangkap gatrik pendek yang terlempar.