Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Cabai di Balikpapan Tembus Rp 200.000 Per Kg, Emak-emak Menjerit

Kompas.com - 13/07/2022, 14:24 WIB
Ahmad Riyadi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Masyarakat Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, sepertinya harus mengurangi makanan yang pedas.

Bagaimana tidak, harga cabai di pasar melonjak drastis yakni sebesar Rp 200.000 per kg. Harga ini terbilang sangat tinggi dibanding sebelumnya, hanya sebesar Rp 110.000 per kg.

Pantauan Kompas.com, di beberapa pasar tradisional di Balikpapan memang menunjukkan kenaikan pada cabai rawit dan beberapa bahan pokok lainnya.

Baca juga: Harga Cabai di Nunukan Meroket hingga Rp 200.000 Per Kg, Ini Penyebabnya

Yang paling menonjol ialah cabai dan bawang merah. Di Pasar Pandansari, Balikpapan Barat harga cabai dibanderol seharga Rp 200.000 per kilogramnya. Harga ini tentu membuat emak-emak menjerit.

"Ngerinya eh, perasaan harga cabai selalu naik, enggak pernah ada turunnya. Sebelumnya itu masih Rp 100.000, itu aja kami rasa sudah berat. Nah sekarang malah naiknya enggak karuan, Rp 200.000 per kg, enggak tahu lagi sudah," tutur Desi, warga Inpres 1, Balikpapan Utara itu.

Situasi yang sama terjadi di Pasar Klandasan, Balikpapan Kota. Harga cabai menembus Rp 180.000-200.000 per kg.

Kenaikan harga ini terjadi sejak Hari Raya Idul Adha. Menurut para pedagang, naiknya harga cabai dikarenakan minimnya stok dari pemasok maupun produsen.

"Iya dari lebaran haji kemarin sudah naik, tapi hari itu Rp 150.000, nah per hari ini sampai Rp 200.000. Katanya sih stoknya dari pemasok itu kurang, jadi dari sana sudah dinaikkan harganya," tutur Marwah, salah seorang pedagang cabai.

Naiknya harga cabai ini membuat para konsumen menurunkan daya belinya. Hal ini turut dirasakan pedagang yang merasa pemasukannya turut berkurang akibat turunnya daya beli masyarakat.

"Ya terasa juga, kalau sebelumnya mereka beli banyak, sekarang ini paling belinya cuma Rp 5.000, atau enggak ya seperempat kilo," tuturnya.

Kenaikan harga cabai ini dirasa sangat berat oleh masyarakat, terutama mereka yang memiliki usaha lalapan ataupun ayam geprek. Mau tak mau, mereka menyesuaikan porsi pemakaian Lombok dibandingkan harus menaikkan harga jual.

“Mahal eh lombok Mas, masak sampai Rp 200.000 per kilogram. Nah kita ini yang jual lalapan dilema, mau naikkan harga takutnya pembeli malah kabur,” pungkas Fitri, pedagang lalapan di Kilometer 2.

Baca juga: Sempat Turun, Harga Cabai di Semarang Kembali Naik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Bandara Lombok Siap Layani Pemberangkatan 13 Kloter Jemaah Haji 2024

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Cerah Berawan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Jumat 10 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Ibu di Riau Beri Racun Tikus ke Anak Tirinya gara-gara Sakit Hati Pada Ayah Korban

Regional
Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Rektor Unsa Maju Pilkada 2024 Lewat Partai Gerinda, Sosok Perempuan Pertama

Regional
Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Di Balik Penutupan Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Salah Satunya Kendala Bahan Baku Impor

Regional
Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Update Kasus Penemuan Mayat di Indekos Cirebon, Korban Berlumuran Darah dan Sempat Disembunyikan di Dalam Lemari Baju

Regional
KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

KPU Karawang Polisikan Pembuat SK Palsu Caleg Terpilih

Regional
Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Diduga Lecehkan Santri, Ponpes di Sekotong Lombok Dirusak Warga

Regional
Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Didorong Maju Pilkada, Rumah Petani di Brebes Digeruduk Ribuan Warga

Regional
Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Kaget Ada Motor yang Melintas, Truk di Semarang Tabrak Jembatan Penyeberangan Orang

Regional
Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Tawuran Pelajar SMK di Jalan Raya Bogor, Satu Tewas akibat Luka Tusukan

Regional
Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Kunjungi Banyuwangi, Menhub Siap Dukung Pembangunan Sky Bridge

Regional
Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Berlayar Ilegal ke Australia, 6 Warga China Ditangkap di NTT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com