Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari PMK, Daging dan Jeroan Hewan Kurban Tak Boleh Disatukan

Kompas.com - 07/07/2022, 20:33 WIB
Muhamad Syahrial

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung merilis sejumlah imbauan menjelang Hari Raya Idul Adha.

Meski tak menular dan tidak berbahaya bagi manusia, namun virus penyebab PMK dapat menyebar dan menginfeksi hewan ternak yang rentan lainnya.

Dikutip dari laman resmi Humas Kota Bandung, Kepala Bidang Keamanan Pangan DKPP Kota Bandung, drh. Ermariah mengimbau agar daging dan jeroan hewan kurban dipisahkan saat dibagikan kepada masyarakat.

Hal itu sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014 tentang Pemotongan Hewan Kurban.

Baca juga: Satgas PMK Kabupaten Malang: Kami Perintahkan Muspika Sweeping Lapak Hewan Kurban

Dalam peraturan tersebut, pasal 34 menjelaskan, potongan daging hewan kurban harus dikemas dalam kantong atau wadah yang terpisah dengan kemasan jeroannya.

"Kalau kita periksa, daging itu justru sumber penyakitnya ada di jeroan, sebab jeroan itu lebih banyak mengandung bakteri dan virus," kata Erma.

Erma menambahkan, jeroan mengandung parasit seperti cacing, sedangkan daging cenderung lebih aman dari virus, bakteri, dan parasit.

Erma pun menyatakan bahwa waktu penyimpanan daging di dalam lemari pendingin atau kulkas bersuhu 0-4 derajat celcius yakni sekira 24-36 jam.

Baca juga: Cerita Nurhayati Penjual Sapi Kurban, Tak Mampu Penuhi Pesanan Pelanggan di Tengah Wabah PMK

"Kalau freezer kita bagus di bawah -20 derajat celcius, daging bisa bertahan sampai satu tahun. Tapi, kulkas kita sering dibuka tutup, jadi suhunya tidak bisa maksimal. Kalau seperti itu, biasanya daya simpannya hanya bisa sampai enam bulan," ungkapnya.

Dalam proses pengolahannya, Erma menuturkan, daging dan jeroan harus dimasak hingga 30 menit. Daging yang diolah dengan cara dibakar atau diasap pun harus sampai matang sempurna.

"Sehingga bakteri dan virus pun bisa mati. Intinya daging itu harus matang dengan sempurna, terutama untuk daging yang sudah terindikasi penyakit mulut dan kuku (PMK)," jelasnya.

Meski kasus PMK telah teridentifikasi di Kota Bandung, namun dia mengatakan, Ibu Kota Provinsi Jawa Barat itu masih membutuhkan stok daging sapi, terutama menjelang Hari Raya Idul Adha.

Baca juga: Waspada PMK, Pemkab Sumenep Sediakan 5 Rumah Pemotongan Hewan Kurban

Oleh sebab itu, Erma menekankan, lockdown atau menutup kedatangan hewan kurban dari luar kota tidak dapat dilakukan.

"Kita masih perbolehkan masuk dengan syarat memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). Sampai saat ini, ketersediaan hewan kurban di Kota Bandung tergolong aman," tuturnya.

Jelang Lebaran Kurban, Erma mengungkapkan, banyak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) atau panitia kurban yang membeli hewan dari luar kota, seperti Sumedang, Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Garut, dan Ciamis.

Biasanya, hewan-hewan kurban yang dibeli dari luar kota itu akan tiba di lokasi penyembelihan masing-masing pada H-1 Idul Adha.

"Tapi, kita sudah menyosialisasikan ke DKM kalau hewan kurban harus punya SKKH dan dipastikan tidak kena PMK. Apalagi jika PMK-nya parah, dari fatwa MUI sudah tidak sah dijadikan hewan kurban," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Pencuri Kain Tenun Adat di NTT Ditembak Polisi Usai 3 Bulan Buron

Regional
Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Duel Maut 2 Residivis di Temanggung, Korban Tewas Kena Tusuk

Regional
Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Tungku Peleburan di Pabrik Logam Lampung Meledak, 3 Pekerja Alami Luka Bakar Serius

Regional
Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Pria Misterius Ditemukan Penuh Lumpur dan Tangan Terikat di Sungai Babon Semarang

Regional
Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Wali Kota Semarang Minta PPKL Bantu Jaga Kebersihan Kawasan Kuliner di Stadion Diponegoro

Regional
Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Korban Tewas Tertimpa Tembok Keliling di Purwokerto Bertambah, Total Jadi 2 Anak

Regional
Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Tingkatkan Pengelolaan Medsos OPD Berkualitas, Pemkab Blora Belajar ke Sumedang dan Pemprov Jabar

Regional
Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Ingin Tiru Aplikasi Sapawarga, Pemkab Blora Lakukan Kunjungan ke Pemprov Jabar

Regional
Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Cerita Jadi Jemaah Haji Termuda di Semarang, Halima Ngaku Sudah Nabung sejak TK

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Mantan Bos PSIS dan Ketua Citarum Jogging Club Kompak Dukung Mbak Ita Maju di Pilwalkot Semarang 2024

Regional
Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Begini Kondisi Anak yang Diracuni Ibu Tiri di Rokan Hilir

Regional
Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Demi Curi Mobil, Sindikat Ini Beli GPS Rp 1,2 Juta Tiap Beraksi

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Kamis 9 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Banjir Bandang Rendam Ratusan Rumah di Melawi Kalbar, Jembatan Putus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com