Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sapi Kurban Jokowi Diduga Terinfeksi PKM, Ini Penjelasan Pemprov Kalbar

Kompas.com - 17/05/2022, 10:34 WIB
Hendra Cipta,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com- Sapi kurban bantuan Presiden Joko Widodo untuk Idul Adha yang dititipkan kepada seorang peternak di Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat (Kalbar) diduga terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kalbar Munsif mengatakan, sapi tersebut merupakan satu di antara tiga sapi yang masih berstatus calon kurban Presiden Joko Widodo.

"Ini masih calon, salah satu sapi dari tiga sapi terpilih yang diusulkan sebagai bantuan sapi kurban presiden. Proses ini masih tahap awal," kata Munsif saat dihubungi, Selasa (17/5/2022).

Baca juga: Sapi Kurban Jokowi untuk Warga Sanggau Kalbar Diduga Terinfeksi PMK

Bila usulan memenuhi syarat awal, terang Munsif, baru akan dilakukan verifikasi oleh tim Sekretariat Negara dan Direktorat Jenderal PKH.

"Bila kondisi fisik dan kesehatan saat verifikasi akhir clear maka sapi akan diputuskan oleh tim pusat dan daerah sebagai sapi kurban bantuan Presiden Joko Widodo," ujar Munsif.

"Sapi kurban bantuan presiden pastinya harus fix, memenuhi standar fisik dan kesehatan hewan," tutup Munsif.

Sebelumnya, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sanggau Dadan Sumarna mengatakan, sapi tersebut mengalami mulut berbusa dan kaki luka.

"Ada laporan, sapi bantuan Presiden Joko Widodo untuk Idul Adha mulutnya berbuih dan kaki ada luka," kata Dadan kepada wartawan, Senin (16/5/2022).

Baca juga: Cerita Viral, Polisi Kejar Sapi Kurban yang Kabur Saat Akan Disembelih di Bukittinggi

Setelah ditanya kepada peternak, jelas Dadan, sapi tersebut kelebihan makan kecap. 

"Tapi dari ciri-cirinya, yakni mulut berbusa dan kaki ada luka, itu salah satu ciri penyakit mulut dan kuku," ucap Dadan.

Maka dari itu, lanjut Dadan, pihaknya telah mengambil sampel terhadap sapi tersebut untuk dites di laboratorium.

"Positif atau negatif penyakit mulut dan kuku, hasilnya baru diketahui pekan depan," ujar Dadan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Diduga Dipukuli Anak Kandung Pakai Kursi, Ibu di Palembang: Lama-lama Saya Bisa Mati karena Dia

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Marliah Kaget Tiba-tiba Jadi WNA Malaysia, Padahal Tak Pernah ke Luar Negeri

Regional
Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Sebelum Mutilasi Istrinya, Tarsum Sempat Titipkan Anak dan Ingin Merantau ke Kalimantan

Regional
Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Banjir di Sulsel Tewaskan Belasan Orang, Mitigasi Risiko Dipertanyakan

Regional
Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Viral, Video Polisi Razia Kosmetik di Sekolah, Polda Lampung Sebut Misinformasi

Regional
Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Seorang Pria Hilang Diterkam Buaya di Sungai Bele NTT, Tim SAR Lakukan Pencarian

Regional
Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Terdampak Kasus Timah, 2 Pabrik Sawit di Babel Berhenti Operasional

Regional
Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Warga Aceh Utara Diduga Tewas Dianiaya Polisi, Wakapolres: Tidak Ada Pemukulan

Regional
Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Kasus Pembunuhan di Sukabumi, Pelaku Mengaku Membela Diri karena Dipaksa Berhubungan Badan

Regional
Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Bandara Sam Ratulangi Kembali Dibuka, 25 Pesawat Dijadwalkan Terbang Hari Ini

Regional
Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Tertimpa Tembok Roboh, Kakak Beradik di Ende Tewas

Regional
Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Hadir dengan Tema Niscala, Semarang Night Carnival 2024 Tampilkan 4 Unsur Budaya

Regional
Meriahnya 'Semarang Night Carnival', Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Meriahnya "Semarang Night Carnival", Pamerkan Empat Unsur Budaya di Kota Lumpia

Regional
Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Pengakuan Ibu Potong Tangan Anaknya di Kupang, Merasa Kerasukan Lalu Ambil Pisau

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com