Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Motor Disita karena Anak Ikut Balap Liar, Orang Tua Menangis: Saya Cuma Punya Satu untuk Berlebaran

Kompas.com - 28/04/2022, 13:25 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Sejumlah orang tua dari remaja yang terlibat balap liar bergantian datang ke Mako Satlantas Polres Nunukan, Kalimantan Utara.

Para orang tua berharap adanya dispensasi agar motor mereka bisa dikembalikan usai disita polisi karena terlibat balap liar. 

‘’Dari awal kami sudah komitmen untuk memberikan efek jera bagi anak-anak mereka agar tidak kebut-kebutan dan membahayakan orang lain di jalan raya. Memang banyak yang minta tolong sambil nangis-nangis. Motor saya cuma satu pak untuk lebaran, tapi kalau dikasihkan begitu saja, dimana efek jeranya?,’’ ujar Kasat Lantas Polres Nunukan, AKP Arofieq Aprilian Riswanto, Kamis (28/4/2022).

Baca juga: Atasi Balap Liar, Pemkot Makassar Gelar Balapan Resmi Tengah Malam

Arofieq mengaku sebenarnya tidak tega melihat tangisan para orang tua tersebut.

Menurutnya, selama ini para orang tua selalu mengatakan tidak tahu bahwa motornya dipakai  untuk balapan liar. Pasalnya, motor tersebut diambil anaknya tanpa izin atau tanpa sepengetahuan mereka

‘’Orang tua anak, selalu mengatakan anaknya tidak mungkin balapan liar. Saya katakan, bagaimana bapak ibu percaya dengan anak kalian, sementara motor kalian diambil tanpa izin,’’katanya.

Selama bulan Ramadhan ini, Polres Nunukan menyita 18 unit sepeda motor yang terlibat balap liar. Dari jumlah tersebut, 4 unit diamankan dengan ancaman pasal 297 jo pasal 115 huruf b UU Nomor 22 Tahun 2009, dengan ancaman kurungan satu tahun penjara dan denda maksimal Rp3.000.000

Dia mengatakan 4 unit motor tersebut baru bisa diambil setelah tiga bulan, atau sekitar Juli 2022. Semua motor tersebut, diamankan di lokasi strategis, seperti Jalan TVRI yang merupakan jalan protokol, Jalan Lingkar, dan kawasan Islamic Centre.

Sementara untuk 14 motor lain, disangkakan pasal 287 ayat (5) jo Pasal 106 ayat (4), karena melanggar batas kecepatan.

Semua motor diamankan ada di lokasi balap liar dan mayoritas dikendarai oleh anak remaja usia 13 sampai 20 tahun.

‘’Selain empat unit motor, mereka tidak kita dapati sedang balapan liar. Tapi terindikasi balap liar karena mereka diduga ikut serta. Motornya juga dipakai balapan dengan setingan knalpot yang diganti dan bodi yang dibuat menyerupai motor balap,’’jelasnya.

Dia mengatakan  14 unit motor tersebut boleh diambil setelah lebaran dengan beberapa syarat. Antara lain, menunjukkan STNK dan BPKB, membayar denda tilang, dan kondisi motor nantinya harus sama persis dengan saat keluar dari dealer.

Artinya, semua kelengkapan motor seperti spion, bodi motor, juga knalpot, dipasang kembali sesuai standar.

Dalam kasus ini, menurutnya para remaja tersebut tidak sedang bertaruh ataupun memperlombakan hadiah.

‘’Ulah mereka lebih untuk menunjukkan eksistensi diri, tidak lebih dari itu. Makanya kita perlu edukasi anak anak remaja pelaku balapan liar. Terlebih aksi mereka dikeluhkan karena bisingnya suara knalpot, waktu balapannya juga saat orang hendak sahur, selepas sahur dan waktu tarwih. Itu cukup mengganggu,’’kata Arofiek.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi 'Saling Lempar'

Truk Dipalak Rp 350.000 di Jembatan Jalinteng, Polisi "Saling Lempar"

Regional
9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

9 Orang Daftar Pilkada 2024 di PDIP, Tak ada Nama Wali Kota Semarang

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com