SAMARINDA, KOMPAS.com - Wakil Bupati Berau, Kalimantan Timur, Gamalis mengatakan emak-emak yang meninggal saat antre minyak goreng di Kecamatan Teluk Bayur, tidak dalam kondisi desak-desakan.
"Dia memang niatnya ngantri (minyak goreng) tapi dia meninggalnya tidak dalam kondisi desak-desakan," ungkap Gamalis saat ditemui awak media di Samarinda, Sabtu (12/3/2022).
"Ada penyakit bawaannya dan namanya sudah umur dan Allah sudah menakdirkan meninggal di tempat antrean," sambung dia.
Baca juga: Sebelum Meninggal Saat Antre Minyak Goreng, Ibu Ini Sempat Mengeluh Sakit Dada kepada Suaminya
Sehari sebelumnya, kata Gamalis, antre minyak goreng sempat terjadi dalam desak-desakan, naik dalam mobil boks hingga mengurung kepala dinas.
Sejak beberapa pekan terakhir memang terjadi kelangkaan minyak goreng di Berau. Karena itu, ia mengambil langkah membagi minyak goreng per kecamatan.
"Karena semua kecamatan numpuk maka dibagilah ke Teluk Bayur (kecamatan, lokasi meninggal korban). Nah tapi nyatanya sama saja. Tapi kaitannya sama yang meninggal ini memang ada penyakit bawaannya, asma," terang dia.
Gamalis mengatakan, sudah menelusuri pangkal masalah dengan memanggil sejumlah distributor dan retil atau penjual.
Dari pengakuan para distributor, minyak goreng yang diterima dari agen langsung didistribusikan ke penjual.
Baca juga: Emak-emak di Kaltim Meninggal Dunia Saat Antre Minyak Goreng
Sementara, pengakuan dari pedagang pun minyak goreng tersebut langsung terjual.
"Lalu pertanyaannya kenapa sampai langka? Rupanya ada di ibu-ibu dengan segala motifnya," terang dia.