BENGKULU, KOMPAS.com - Warsono (52) mengelus batang padi, mencari hama di sela batang yang dipegang.
Padi Warsono dalam kondisi bunting, menandakan beberapa bulan lagi ia akan menikmati beras "padi empai".
Padi empai adalah istilah untuk menamakan beras baru hasil panen. Istilah itu berasal dari bahasa etnis Serawai yang menempati Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
Menikmati beras baru atau padi empai adalah hal istimewa bagi petani. Itu adalah simbol keberhasilan bertani di sawah.
Kepulan asap wangi dan rasa nasi yang pulen menjadikan selera makan meninggi.
Itulah istimewanya padi empai.
"Tiap tiga bulan, kami selalu makan beras baru hasil panen. Nanti kalau musim panen tiba, datang ke sini, saya suguhkan nikmat dan wanginya beras kami," kata Warsono kepada Kompas.com, Sabtu (19/2/2022).
Baca juga: Merawat Gurita, Simbol dan Penyambung Hidup Nelayan Kaur
Warsono adalah petani di Desa Maras Tengah, Kecamatan Semidang Alas Maras, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
Warsono merupakan salah satu dari 200 petani yang dianggap beruntung, karena masih bisa mengolah sawahnya secara mandiri, karena bisa mendapatkan air.
Ada 4.000 petani lain di daerah itu yang bernasib malang, karena tak dapat menyediakan air untuk sawah.
Akibatnya, 7.000 hektar sawah terbengkalai dan beralih fungsi menjadi kebun sawit.
"Sawah saya masih aktif, karena jaraknya dengan Sungai Alas dekat. Sedikit bantuan pompa dari Dinas Pertanian, air bisa dialirkan. Ada juga yang membuat siring manual mengalirkan air agar sawahnya dapat air. Selebihnya, ribuan hektar sawah menganggur karena jaraknya dengan sungai jauh, lalu alih fungsi kebun," kata Warsono.
Baca juga: RSUD Tolak Pasien dengan Alasan Poli Tutup, Bupati Seluma Bengkulu Marah Besar
Warsono menjelaskan, pada 1996, di daerahnya sebenarnya telah dibangun bendungan yang diberi nama Bendung Alas.
Namun, keberadaan bendungan belum optimal, karena kerusakan di beberapa tempat dan kurangnya siring dari bendung itu untuk mengalirkan air ke 7.000 hektar sawah petani.
"Bendung Alas apabila maksimal dapat mengairi 3 kecamatan, yakni Semidang Alas Maras, Semidang Alas dan Talo Kecil. Total luas sawah 7.000 hektar dengan jumlah ribuan keluarga petani," ujar Warsono.