Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Insiden Parigi Moutong, Polda Sulteng Bentuk Tim Investigasi

Kompas.com - 14/02/2022, 19:42 WIB
Mansur,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

PARIGI MOUTONG, KOMPAS.com - Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) terus menyelidiki untuk mengungkap siapa oknum pemilik senjata api yang menembak mati 1 warga saat pembubaran aksi unjuk rasa tambang PT Trio Kencana di Kecamatan Tinombo Selatan, Parigi Moutong.

Dalam penyelidikan tersebut, polda akhirnya membentuk tim yang terdiri dari Propam, Irwasda, serta Krimun yang disokong  dari Labfor Polda Sulsel, Makassar.

Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto mengatakan, selain menurunkan tim ke TKP, Propam juga memeriksa 17 personel yang dilibatkan saat pengamanan aksi unjuk rasa penolakan tambang, hingga pembukaan blokade jalan raya.

Baca juga: Polisi Minta Maaf ke Keluarga Korban Penembakan di Parigi, Jatam: Upaya Cuci Tangan

Dia berkata, seluruh tim hingga kini masih terus melakukan pemeriksaan dan telah mengamankan senjata api sebanyak 15 pucuk. Dari jumlah senjata itu nantinya akan ada pencocokkan uji balistik dengan proyektil yang ditemukan di lapangan.

"Nanti perkembangan hasil uji balistik, kalau memang ada yang cocok dengan 15 senjata itu,maka nanti akan bisa dilakukan gelar untuk memastikan siapa pelakunya atau siapa pemilik senjata api tersebut," ungkap Didik

Didik menjelaskan, aksi unjuk rasa yang berujung ricuh itu merupakan yang ketiga kalinya. Pertama dan kedua masih bisa ditenangkan oleh kepolisian, kemudian yang ketiga, polisi tidak berhasil bernegosiasi dengan massa yang melakukan pemblokiran jalan.

Diakuinya, kepolisian tidak pernah mempermasalahkan izin pertambangan, namun yang dipermasalahkan adalah saat massa menutup akses jalan.

Di mana jalan tersebut merupakan akses satu-satunya Provinsi Sulawesi Tengah ke Gorontalo dan Manado, Sulawesi Utara, sehingga kalau jalan tersebut ditutup maka tidak ada jalan lain dan terjadi kemacetan.

Didik berkilah, jika aparat tidak membubarkan atau membuka blokade, maka akan terjadi kemacetan yang cukup panjang.

Dia mengeklain saat insiden, antrean kendaran yang melintas dari arah Sulteng sudah mencapai 10 km.

"Begitu juga sebaliknya. Kalau tidak dibuka, maka akan menjadi konflik baru antara pengguna jalan dengan massa yang melakukan aksi blokir jalan, sehingga Polisi melakukan tindakan tegas untuk membuka blokir jalan tersebut," jelas Didik Supranoto.

Polda meminta kepada seluruh masyarakat, terutama di Kabupaten Parigi Mouton, untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi sambil menunggu proses penanganan yang tengah dilakukan pihak Kepolisian

Seluruh masyarakat harus memberikan kepercayaan penuh dan kepolisian akan bertindak profesional dalam melakukan penyelidikan kasus tersebut hingga tuntas.

Baca juga: Propam Polda Sulteng Periksa 14 Polisi Terkait Penembakan Demonstran di Parigi Moutong

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com