Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sultan Thaha Syaifudin, Raja Terakhir Kesultanan Jambi yang Ditetapkan Jadi Pahlawan Nasional

Kompas.com - 09/01/2022, 17:00 WIB
William Ciputra

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan-kerajaan yang ada di wilayah Nusantara sangat gigih dalam berjuang mengusir penjajah Belanda di masa lalu.

Tak heran banyak sekali tokoh kerajaan yang kemudian ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

Salah satunya adalah Sultan Thaha Syaifudin. Dia tercatat sebagai raja terakhir di Kesultanan Jambi, dan ditetapkan sebagai pahlawan nasional asal Jambi melalui SK Nomor 079/TK/1977 yang diteken pada 24 Oktober 1977.

Baca juga: Thaha Syaifuddin: Masa Muda, Kepemimpinan, dan Akhir Hidup

Riwayat Hidup Sultan Thaha

Sultan Thaha lahir di Istana Tanah Pilih, Kampung Gedang, Kerajaan Jambi sekitar tahun 1816.

Nama kecil yang diberikan kepadanya adalah Raden Thaha Djayadiningrat. Ayahnya bernama Sultan Muhammad Fachrudin.

Sultan Thaha termasuk keturunan ke-17 dari Ahmad Salim atau Datuk Paduko Berhalo dan Putri Selaras Pinang Masak.

Masa muda Sultan Taha dihabiskan dengan menimba ilmu ke berbagai tempat, mulai dari Jambi hingga Aceh.

Di Aceh, Sultan Thaha menimba ilmu agama Islam selama dua tahun. Selain itu, dia juga mendapat pelajaran tentang kebangsaan.

Pelajaran agama dan kebangsaan yang diperoleh dari Aceh itu yang kemudian menginspirasi Sultan Thaha untuk melakukan perjuangan melawan penjajahan Belanda.

Sultan Thaha dikenal sebagai sosok pemimpin yang cerdas, tangkas, pandai bergaul dan rendah hati. Dia juga seorang diplomat ulung sejak masa muda.

Tepatnya saat berusia 21 tahun, Sultan Thaha mendapat tugas untuk memperkuat hubungan dagang Kesultanan Jambi dengan Malaya (Malaysia), Singapura, dan Patani.

Perjalanan tugas ini rupanya membangkitkan kesadaran Sultan Thaha tentang kondisi rakyatnya di Jambi yang tertindas oleh Belanda.

Sultan Thaha bertekad akan memperbaiki taraf hidup rakyatnya, di samping juga menghilangkan masalah utama rakyat Jambi yaitu keberadaan Belanda.

Baca juga: Rumah Adat Jambi Kajang Lako, Fungsi, dan Keunikannya

Berjuang Mengusir Belanda

Pada tahun 1841, Sultan Thaha diangkat sebagai Pangeran Ratu atau perdana menteri menyusul meninggalnya sang ayah dan naik tahtanya sang paman.

Posisi baru itu dimanfaatkan Sultan Thaha untuk memulai misinya yaitu membantu rakyat agar mencapai taraf hidup yang lebih tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com