PONTIANAK, KOMPAS.com – Sejumlah nelayan di Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar), mengeluhkan sulit mendapat bahan bakar solar.
Jikapun ada, harus membeli eceran dan harganya lebih mahal.
Salah satu nelayan, Sahat, mengatakan, harga solar di SPBU Rp 5.500 per liter, sedangkan harga eceran mencapai Rp 7.500 hingga Rp 8.000 per liter.
“Kondisi ini tentu menyulitkan. Makanya banyak dari kami, dalam beberapa hari terakhir, memilih untuk tidak melaut,” kata Sahat kepada wartawan, Rabu (5/1/2022).
Baca juga: Nelayan yang Perahunya Bocor Akibat Cuaca Buruk Berhasil Diselamatkan
Menurut Sahat, tidak hanya mahal, solar di pengecer pun tidak mudah didapati. Sahat tidak tahu penyebabnya.
Dia hanya berharap pemerintah dapat segera mencarikan solusi untuk bahan bakar nelayan.
“Semoga pemerintah dapat mencarikan jalan, dan menyelesaikan kelangkaan solar ini,” harap Sahat.
Sementara itu, Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kalbar Sigid Sugiardi menerangkan, langkanya bahan bakar untuk nelayan bukan hal baru dan terjadi hampir di seluruh wilayah Kalbar.
Baca juga: Menghilang Dini Hari, Nelayan di Banyuwangi Ditemukan Tewas Tenggelam di Kedalaman 70 Meter
Sigid tidak tahu secara pasti berapa kuota alokasi bahan bakar untuk nelayan.
''Kuota untuk nelayan kita tidak pernah tahu. Jika ada, ke mana saja alokasinya,” ungkap Sigid.
Sigid menjelaskan, nelayan tersebar di hampir seluruh wilayah di Kalbar, sehingga perlu langkah strategis dalam melakukan pendistribusian.
“Kami harap distibusi bahan bakar nelayan dilakukan dengan baik dan merata di semua wilayah,” tutup Sigid.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.