Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Dinilai Ingkar Janji, Warga Polewali Mandar Kembali Tutup TPA Paku

Kompas.com - 03/01/2022, 21:56 WIB
Junaedi,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Lantaran Bupati Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Andi Ibrahim Masdar dinilai ingkar janji, warga Kecamatan Binuang kembali menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Paku.

Sebelumnya melalui surat keputusan bupati Polewali Mandar pertanggal 8 juni 2021, pemerintah berjanji akan menutup TPA Paku per 31 desember 2021,

Namun hingga memasuki tahun baru 2022 TPA Paku tetap saja beroperasi. Sementara warga yang tercemar limbah merasa terganggu dengan kehadiran sampah di lingkungan permukiman mereka.

Baca juga: Sampah Kembali Menumpuk di TPA Jabon Sidoarjo, Ini Penjelasan Kadis LHK

Karena itu untuk kedua kalinya, warga Desa Paku Kecamatan Binuang kembali menutup buntut janji Bupati Andi yang tidak dilaksanakan.

Kepala Desa Paku, Syarifuddin mengatakan, alasan masyarakat menutup TPA ini karena sudah tidak sesuai lagi dengan keputusan surat edaran yang dikeluarkan oleh bupati Polman.

Syarifuddin mengatakan masyarakat tetap ngotot untuk menutup tempat pembuangan akhir dan keputusan ini sudah tak bisa ditawar lagi.

Selama ini warga yang terdampak pencemaran sampah hanya bersabar hingga surat yang dikeluarkan oleh bupati berlaku per 31 desember 2021 lalu.

Tetapi hingga melewati batas waktu jani bupati tersebut, TPA tak kunjung ditutup. Sementara warga megaku kian resah dengan aroma bau busuk dan penyakit yang mengancam mereka lantaran TPA tersebut berada di lingkungan permukiman warga. 

Selain aroma busuk sampahj yang menyengat hingga ke pemukiman, sampah-sampah yang dibuang dan tidak dikelola sebagai mana mestinya ini juga mencemari sungai dan area pertanian milik warga.

Baca juga: Geger Temuan Mayat Bayi di TPA Sampah Grobogan, Sempat Dikira Boneka

“Sesuai janji bupati melalui surat edarannya akan nneutup lokasi TP per 31 Desember 2021 namun hingga tahun baru 2022 sampah masih dibuang dilokasi dan itu tidak dikelola sesuai standar pengelolaan sampah yang bai dan aman bagi lingkungan,” jelas Syarifuddin.

Tokoh masyarakat Paku, Muhammad Syafri mengatakan penutupan TPA Paku tak boleh lagi ditawar sebab sudah sangat meresahkan masyarakat. 

Menurut syafri, dampak yang dihasilkan oleh tpa paku berupa pencemaran lingkungan karena limbah yang terbuang langsung ke permukiman dan bau busuk sampah yang menyengat terutama di malam hari. 

“Dampaknya sudah sangat menimbulkan pencemaran lingkungan. Aroma bau busuk sampah sangat menyengat ke permukiman warga. Limbah yang tidak dikelola dengan baik sudah mencemari sungai dan areal pertanian.”jelas Syafri.

Baca juga: Saat TPST Bantargebang Diusulkan Disulap Jadi Lapangan Golf seperti TPA di Korea Selatan...

Sejumlah mobil truk angkutan sampah diadang dan dibelokkan warga. Truk sampah tersebut tidak diperkenankan masuk ke lokasi TPA Paku untuk membuang sampah seperti sebelumnya.

Warga mendesak bupati segera merelokasi TPA tersebut. Selain karena alasan sudah sangat mencemari lingkungan dan pemukiman warga, termasuk sungai dan areal pertanian, juga karena sampah-sampah tersebut tidak dikelola susuai standar pengelolaan sampah yang aman dan sehat.

Sementara hingga berita ini diturunkan belum ada sikap resmi dari pemerintah dalam menyikapi tuntutan warga, termasuk surat keputusan bupati yang dinilai tidak sesuai dengan perjanjian masyarakat setempat yang terdampak dengan sampah-sampah yang dibuang di lokasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Saiful Tewas Usai Ditangkap Polisi, Istri: Suami Saya Buruh Tani, Tak Terlibat Narkoba

Regional
KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

KLB Diare di Pesisir Selatan Sumbar, Ada 150 Kasus dan 4 Orang Meninggal

Regional
Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Guru Honorer di Maluku Dipecat Setelah 11 Tahun Mengabdi, Pihak Sekolah Berikan Penjelasan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com