Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Juru Bahasa Isyarat Pers Rilis Kepolisian, Buat Ungkapan untuk Kata Vulgar dan Sadis

Kompas.com - 09/12/2021, 17:45 WIB
Tri Purna Jaya,
Khairina

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Menjadi juru bahasa isyarat saat pers rilis kepolisian gampang-gampang susah.

Dia harus mengganti kata vulgar menjadi ungkapan yang ramah bagi penyandang tuli.

Danang Prasetyo (23) melirik sekilas ke samping kiri depannya. Wakil Direktur (Wadir) Direktorat Kriminal Umum (Ditkrimum) Polda Lampung, AKBP Hamid Andri Soemantri sedang menjabarkan kasus kepada awak media.

Baca juga: Guru Pesantren yang Perkosa 12 Santriwati Diduga Salahgunakan Bantuan Pemerintah untuk Sewa Hotel dan Apartemen

Hari itu, Rabu (8/12/2021) Ditkrimum Polda Lampung menggelar konferensi pers terkait kasus tindak kriminal perampokan kendaraan, atau biasa dikenal pembegalan.

Enam orang ditangkap. Korban diancam akan dibunuh jika tidak menyerahkan truk yang dikendarainya. Korban lalu dibuang di perkebunan sawit.

Selama Wadir Ditkrimum menjabarkan urutan kronologi peristiwa, kedua tangan Danang bergerak sedemikian rupa membentuk simbol maupun ungkapan dalam bahasa isyarat.

Beberapa kali Danang berusaha mencerna setiap kalimat yang diucapkan narasumber, lalu sepersekian detik kemudian mengubahnya menjadi bahasa isyarat.

"Bahasa isyarat memang dimaksudkan untuk kawan-kawan disabilitas tuli. Ada sejumlah ungkapan yang terbentuk atas dasar kesepakatan dan kebiasaan," kata Danang, usai ekspos kasus di Mapolda Lampung, Rabu (8/12/2021) pagi.

Sehingga, beberapa kata yang terucap secara verbal, kata Danang, bisa diganti dengan sebuah ungkapan dalam bahasa isyarat.

Khusus bahasa hukum dalam setiap pers rilis, kata Danang, biasanya memang terdapat kata atau kalimat yang dianggap terlalu vulgar atau terlalu panjang.

"Bahasa isyarat intinya adalah simpel. Ini untuk memudahkan kawan tuli memahami konteks yang terjadi," kata Danang yang  rutin menjadi juru bahasa isyarat di Polda Lampung.

Baca juga: Gelar Vaksinasi untuk Difabel, Polisi di Wonogiri Sediakan Penerjemah Bahasa Isyarat

Danang mencontohkan, misalnya pada ungkap kasus hari itu, kalimat "para pelaku melakukan tindak kriminal pencurian dengan kekerasan" diisyaratkan dengan satu gerakan sederhana.

"Kan kepanjangan ya kalau kita isyaratkan per huruf, jadi pakai ungkapan atau sebuah gerakan, yaitu seperti menggenggam pisau lalu gerakan menusuk, ini biasanya kita pakai untuk menyebut kriminal kekerasan yang menggunakan senjata tajam," kata Danang.

Lulusan Bimbingan dan Konseling UIN Bandar Lampung ini memberi contoh lainnya, untuk sebuah kalimat "tindak pidana kejahatan seksual" atau "korban kemudian dicabuli oleh pelaku" bisa diganti dengan satu gerakan tangan saja.

Gerakan itu berupa kedua telapak tangan berhadapan, masing-masing jari manis, tengah dan telunjuk ditekuk ke dalam, sedangkan keliling dan jempol dibentangkan.

Kemudian kedua telapak tangan itu bergerak saling membentur.

"Ya, nggak perlu detail untuk men-translate jadi bahasa isyarat, yang penting, kawan tuli bisa paham apa konteksnya," kata Danang.

Tapi tidak melulu setiap kata atau kalimat diganti dengan simbol. Danang menuturkan, ada beberapa kata yang memang harus diisyaratkan per huruf, misalnya nomor pasal.

"Kami dari sahabat difabel bersyukur bisa dilibatkan, karena kawan-kawan difabel jadi tidak ketinggalan isu ataupun informasi yang berkembang di masyarakat," kata Danang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Kasus Dokter Lecehkan Istri Pasien, Pelaku Serahkan Uang Damai Rp 350 Juta ke Korban

Regional
UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

UNESCO Tetapkan Arsip Indarung I Semen Padang Jadi Memory of the World Committee for Asia and the Pacific

Regional
Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Golkar Buka Peluang Majunya Raffi Ahmad di Pilkada Jateng

Regional
Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai 'Video Call' dengan Gerindra

Mantan Gubernur Babel Maju Periode Kedua Usai "Video Call" dengan Gerindra

Regional
Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Kisah Istri Berusia 19 Tahun di Karimun yang Tewas Dibunuh Suami dengan Batang Sikat Gigi

Regional
Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Terluka akibat Terperangkap di Pohon, Seekor Monyet di Salatiga Diserahkan ke BKSDA Jateng

Regional
Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Maju Pilkada Blora, Politikus NasDem Mendaftar ke Gerindra

Regional
Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Kebakaran Pemukiman Nelayan di Pesisir Pulau Sebatik, 29 Jiwa Kehilangan Tempat Tinggal

Regional
Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Kecanduan Judi Online, Pasutri di Kubu Raya Nekat Mencuri di Minimarket

Regional
DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

DMI dan LPQ Kota Semarang Usulkan Mbak Ita Maju Pilkada 2024

Regional
Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Kampung Jawi di Semarang: Daya Tarik, Jam Buka, dan Rute

Regional
Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Gantikan Ganefri, Krismadinata Terpilih Jadi Rektor UNP 2024-2029

Regional
Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Anak Ketua DPC Gerindra Ambil Formulir Pilkada Blora di PDI-P

Regional
Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Video Viral Bocah Menangis di Samping Peti Mati Sang Ibu yang Dibunuh Ayahnya di Minahasa Selatan

Regional
Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Viral, Bupati Pemalang Touring Pakai Pelat Palsu, Mansur: Keteledoran Tim

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com