Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Asal-usul Sungai Brantas, Sang Bengawan yang Hidupi 17 Juta Warga di Sepanjang Alirannya

Kompas.com - 07/11/2021, 07:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Luapan anak Sungai Brantas memicu banjir bandang yang menerjang Kota Batu, Jawa Timur pada Kamis (4/11/2021) sore. Luapan anak sungai tersebut membawa material lumpur dan kayu.

Dari bencana di Kota Batu, ada tujuh warga yang meninggal dunia dan 89 kepala keluarga yang terdampak.

Selain itu ada 35 rumah rusak, 33 rumah terendam lumpur, 7 mobil dan 73 motor rusak, 107 ekor ternak hanyut dan 10 kandang ternak rusak.

Baca juga: Asal-usul Nama Pasuruan

Air kendi Empu Baradha

Bagi masyarakat Jawa Timur, Sungai Brantas adalah berkah. Dari kaki Gunung Arjuna di Malang, sungai besar (bengawan) Brantas bersama 39 anak sungainya menggeliat dan membentang di 15 kabupaten di Jawa Timur.

Legenda Sungai Brantas tak bisa dilepaskan dari Kediri.

Dikutip dari Kompas.com, diceritakan di masa lalu, kawasan Kediri adalah sebuah kerajaan besar bernama Kerajaan Medang yang saat itu dipimpin oleh Prabu Airlangga.

Baca juga: Asal-usul Kaum Abangan

Sang Prabu berasal dari Bali dan menjadi Raja Medang setelah menikahi seorang putri Raja medang.

Prabu Airlangga dikenal sebagai sosok yang religius.

Saat usianya sudah senja, ia memilih menjadi seorang pertapa. Ia pun menyerahkan tahta kerajaan kepada putri permaisuri yang berama Dyah Sangmawijaya.

Namun Dyah menolak karena juga memilih menjadi pertapa seperti ayahnya.

Baca juga: Asal-usul Warga Baduy di Pedalaman Banten, dari Kerajaan Pajajaran hingga Disebut Mirip Orang Timur Tengah

Sungai Brantas, lokasi tenggelamnya Wartini (60) warga Kelurahan Gadang, Kota Malang, Jawa Timur. Hingga kini, jasad korban belum ditemukan. Selasa (08/10/2013).KOMPAS.com/Yatimul Ainun Sungai Brantas, lokasi tenggelamnya Wartini (60) warga Kelurahan Gadang, Kota Malang, Jawa Timur. Hingga kini, jasad korban belum ditemukan. Selasa (08/10/2013).
Prabu Airlangga akhirnya memberikan tahta kepada putra dari selirnya. Dari selirnya, ia memiliki dua putra yaitu Raden Jayanagara dan Raden Jayengrana.

Prabu merasa bingung dan agar adil, ia meminta batuan Empu Baradha untuk membagi Kerajaan Medang menjadi dua bagian untuk kedua putranya.

Dengan kesaktiannya Empu Baradha pun terbang dengan membawa kendi yang berisi air. Ia kemudian menumpahkan air kendi itu dari angkasa persis di tengah-tengah Kerajaa Medang.

Ajaibnya, tanah yang terkena air dari kendi tersebut berubah menjadi sungai yang kini dikenal dengan Sungai Brantas.

Baca juga: Bung Hatta dan Asal-usul Nama Indonesia

Kerajaan Medang pun kini terbagi menjadi dua wilayah yang dibatasi Sungai Brantas.

Bagian sebelah timur diserahkan kepada Raden Jayengrana yang diberi nama Kerajaan Jenggala.

Sedangkan bagian barat sungai diberikan kepada Raden Jayanagara yang diberi nama Kerajaan Kadiri atau yang kini dikenal dengan nama Kediri.

Sebagai pusat beradaban

Warga membersihkan area di sekitar situs Ganesha di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (20/4/2016). Situs masa lalu yang ada di dekat Sungai Brantas itu sering dikunjungi orang pada hari libur dan hari-hari tertentu.KOMPAS/DEFRI WERDIONO Warga membersihkan area di sekitar situs Ganesha di Desa Karangkates, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (20/4/2016). Situs masa lalu yang ada di dekat Sungai Brantas itu sering dikunjungi orang pada hari libur dan hari-hari tertentu.
Dikutip dari buku Sungai sebagai Pusat Peradaban, ditemukan kehidupan Homo Wajakensis wilayah Wajak, suatu lembah di Brantas Hulu yang sangat subur yang letaknya di dekat Tulungangung.

Hal itu menujukkan bahwa Sungai Brantas memiliki sejarah yang sangat panjang baik secara sosial, politik, ekonomi, kebudayaan dan militer.

Bahkan Sungai Brantas menjadi saksi era kerajaan yang muncul silih berganti, mulai dari Kerajaan Mataram Mpu Sindok (akhir abad ke-9 Masehi) hingga masa akhir Kerajaan Majapahit di abad ke-16 Masehi.

Di masa Kerajaan Mapapahit, Sang Raja Hayam Wuruk mengeluarkan Prasasti Canggu (1358 Masehi). Prasasti tersebut menyebutkan hak-hak istimewa pada penjaga tempat penyebarangan di Sungai Brantas.

Baca juga: Hayam Wuruk, Raja Terbesar Kerajaan Majapahit

Saat ini Canggu berada di Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto yang terletak di sepanjang aliran Sungai Kalimas (cabang dari Sungai Brantas).

Di masa lalu, desa-desa di pinggir sungai (nitipradesa) yang menjadi lokasi panambangan adalah daerah perdikan sebagai imbalan atas kewajiban menyeberangkan penduduk dan pedagang secara cuma-cuma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Bullying' Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

"Bullying" Suporter Persib Bandung, 2 Warga Solo Ditangkap

Regional
50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

50 Rumah Warga Terdampak Banjir Lahar Gunung Lewotobi NTT

Regional
Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Siap Gencarkan Sport Tourism, Specta Jateng Open Tennis Tournament 2024 Disambut Antusias

Regional
Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Polisi Tangkap 14 Orang Geng Motor Pelaku Tawuran yang Tewaskan Pelajar SMA

Regional
Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Tawuran Geng Motor Tewaskan 1 Pelajar SMA, Dipicu Saling Tantang di Medsos

Regional
Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Pembeli Timah Ilegal di Sungai Bangka Ditangkap, Total Ada 14 Tersangka

Regional
Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Geng Motor Tawuran di Bandar Lampung, 1 Korban Siswa SMA Tewas

Regional
Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Wilayah Terdampak Longsor dan Banjir Luwu Terisolasi, Pemprov Sulsel Salurkan Bantuan dengan Helikopter

Regional
Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Calon Independen di Pilkada Nagekeo Wajib Kantongi 11.973 Dukungan

Regional
Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Mahasiswa Unlam Hilang Saat Reboisasi di Hutan Kapuas Kalteng

Regional
Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com