Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah 76 Tahun Indonesia Merdeka, Kampung Cigumentong Sumedang Akhirnya Teraliri Listrik PLN

Kompas.com - 05/10/2021, 20:00 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Selama 76 tahun Indonesia merdeka, warga Kampung Cigumentong, Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat hidup dalam suasana gelap tanpa listrik.

Selain tanpa adanya aliran listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN), hingga saat ini, Kampung Cigumentong merupakan wilayah blank spot alias tanpa sinyal jaringan telepon selular.

Kampung Cigumentong merupakan wilayah ujung Kabupaten Sumedang yang berbatasan langsung dengan dua kabupaten yaitu Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut.

Baca juga: Bupati Ende Sebut 18 Desa di Wilayahnya Belum Teraliri Listrik

Lokasi Kampung Cigumentong berada di Gunung Kareumbi, tidak jauh dari Pos Kawasan Hutan Konservasi BBKSDA Jawa Barat.

Tokoh Adat Kampung Cigumentong Jai Suryana mengatakan, sejak Indonesia merdeka, warga sudah mendambakan adanya fasilitas listrik.

Akan tetapi, harapan tersebut dari tahun ke tahun hanya sebatas angan.

Baca juga: Delapan Desa di Perbatasan Indonesia-Malaysia Kini Teraliri Listrik

Namun hari ini, setelah 76 tahun 2 bulan Indonesia merdeka, akhirnya 63 jiwa dari 14 Kepala Keluarga (KK) bersuka cita karena telah dapat menikmati fasilitas listrik.

"Hari Alhamdulillah, kami menyambut dengan suka cita hadirnya listrik di kampung kami. Ini sudah kami dambakan sejak lama," ujar Jai kepada Kompas.com saat penyalaan lampu perdana di Kampung Cigumentong oleh PLN Jawa Barat dan Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, Selasa (5/10/2021).

Baca juga: Menunggu 35 Tahun, Kampung di Papua Barat Akhirnya Teraliri Listrik

Aneka cara warga dapatkan penerangan, dari PLTS, PLTA, sampai minta BBKSDA

Jai menuturkan, sebelum hari ini, untuk menerangi wilayah kampunya kurun lima tahun ini memanfaatkan aliran listrik dengan cara mencantol dari Pos BBKSDA Jawa Barat.

"Tapi hanya mampu menerangi lampu saja. Kalau untuk menghidupkan peralatan elektronik tidak kuat," tutur Jai.

Baca juga: Berkat Tenaga Surya, Tagihan Listrik Ponpes di Banjarnegara Berkurang Setengah

Jai menyebutkan, sebelum mencantol dari Pos BBKSDA, warga di kampungnya juga sempat memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).

Tapi turbin air untuk PLTA cepat rusak dan listrik tidak dapat diandalkan.

"Sebelum PLTA kita juga sempat menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tapi juga tidak maksimal," sebut Jai.

Baca juga: Sulitnya Menembus Desa Terisolir akibat Banjir di Lebak, Jalan Penuh Lumpur dan Terkepung Jurang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Calon Bupati dan Wakil Jalur Perseorangan di Belitung Timur Harus Setor 9.580 Salinan KTP

Regional
Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Mahasiswa PTS di Sleman Meninggal Usai Sparing Bela Diri, Ini Pengakuan Pelaku

Regional
Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Perbaikan Jembatan Sungai Babon Semarang Bakal Berdampak ke Lalu Lintas Pantura Demak

Regional
BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

BMKG Peringatkan Ancaman Banjir Rob di Sejumlah Daerah di Maluku

Regional
Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Amankan Pilkada 2024, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp 190,1 Miliar untuk TNI dan Polri

Regional
Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Airin Senang Mantan Walkot Tangerang Maju pada Pilkada Banten

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Rabu 8 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Regional
Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Puluhan Balita di Majene Keracunan, Polisi Periksa Tiga Orang Saksi

Regional
Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Cerita Nenek Hasinah, Guru Ngaji yang Kumpulkan Uang di Bawah Bantal untuk Naik Haji

Regional
Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Polisi Serahkan Anggota KKB Pimpinan Egianus Kogoya ke Jaksa

Regional
Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut 'Jebakan Batman'

Ragu Maju di Pilkada Banten 2024, Wahidin Halim Takut "Jebakan Batman"

Regional
Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Uji Coba BRT Trans Banten Mulai Juni, Penumpang Digratiskan 7 Bulan

Regional
Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Kandang Ternak di Ambarawa Terbakar, 7.000 Anak Ayam Hangus Dilalap Api

Regional
Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Dua Pengamen Tewas Usai Duel Maut di Prambanan, Polisi Kejar Terduga Pelaku

Regional
Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Viral, Istri Cekik Suami di Temanggung, Begini Cerita Warga

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com