Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Terapkan PTM, Wali Kota Ambon: Jangan Kita Gegabah, lalu Anak–anak Menjadi Korban

Kompas.com - 29/09/2021, 16:59 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Ambon belum juga memulai pembelajaran tatap muka (PTM) di wilayah itu. Padahal, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy beberapa kali mengeluarkan pernyataan akan menggelar PTM terbatas.

Richard mengatakan, salah satu pertimbangan Pemkot Ambon belum menerapkan belajar tatap muka adalah munculnya klaster sekolah di sejumlah daerah yang menggelar PTM.

Baca juga: Antisipasi Klaster Sekolah, Siswa dan Guru di Ambon Akan Jalani Tes PCR Sebelum PTM

Sehingga, Richard tak mau buru-buru menerapkan PTM, meski Kota Ambon menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level dua dan berada di zona kuning Covid-19.

“Ini harus kita hati-hati, karena fakta membuktikan sekitar 1.300 sekolah membuka PTM, kurang lebih 9.000 guru dan 15.000 siswa yang terkonfrimasi positif. Ini jadi perhatian kita,” kata Richard di Balai Kota Ambon, Rabu (29/9/2021).

Richard menjelaskan, pelaksanaan PTM di Kota Ambon harus diuji coba terlebih dulu dengan memprioritaskan sekolah yang telah memenuhi syarat vaksinasi Covid-19.

“Jadi saya sudah koordinasikan dengan Dinas Pendidikan, sekolah sudah harus 80 persen siswanya divaksin, kemudian guru juga semua sudah harus divaksin, kalau ada yang belum, kita akan ambil kebijakan lagi,” ujarnya.

Selain vaksinasi, Richard menekankan, sekolah harus menyediakan fasilitas pendukung, seperti tempat mencuci tangan dan lainnya. Sekolah juga harus menerapkan protokol kesehatan ketat.

“Kita lihat sarana di tiap kelas bagaimana untuk siswa bisa jaga jarak, juga tempat cuci tangan, hand sanitizer, toilet harus diperbaiki, semua harus disiapkan,” katanya.

Baca juga: Pemkot Ambon Gratiskan Swab Antigen bagi Peserta CPNS, Ini Syaratnya

Richard menegaskan, Pemkot Ambon tidak ingin mengambil risiko menerapkan PTM jika semua syarat tersebut belum terpenuhi.

“Jangan sampai kita gegabah, lalu anak -anak menjadi korban. Itu yang harus dijaga betul,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com