Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Proyek "Malioboro" Tegal, PKL dan Sopir Angkot Geruduk DPRD

Kompas.com - 24/09/2021, 06:18 WIB
Tresno Setiadi,
Khairina

Tim Redaksi

TEGAL, KOMPAS.com - Bersama mahasiswa, massa yang terdiri dari pedagang kaki lima (PKL), pedagang Pasar Pagi, juru parkir, dan sopir angkot menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Tegal, Jawa Tengah, Kamis (23/9/2021).

Mereka menuntut agar proyek City Walk "Malioboro" di Jalan Ahmad Yani dibatalkan karena akan berdampak pada aktivitas perekonomian dan masa depan mereka.

Selain tanpa didahului sosialisasi, proyek senilai Rp 9,7 miliar disebut tanpa melalui studi kelayakan dan uji publik oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tegal.

"Ketika proyek ini dilaksanakan dan sampai jadi apakah bisa menjamin kesejahteraan akan lebih naik. Makanya, kami selalu teriak menanyakan studi kelayakan," kata Miftahudin, salah satu peserta aksi.

Baca juga: Baru Mulai Dikerjakan, Proyek Malioboro di Kota Tegal Dihentikan Paksa PKL dan Mahasiswa

Peserta aksi lainnya yang juga sopir angkot, Abror, mengatakan, setiap hari bersama 100-an sopir lainnya kerap mangkal dan menjemput penumpang di Pasar Pagi yang berada di Jalan Ahmad Yani.

"Adanya proyek ini usaha kita akan mati karena setiap hari kami masuk ke situ. Tak hanya pendapatan kurang, tetapi akan mati. Ada lebih dari 180 angkot yang setiap hari keluar masuk membawa penumpang karena ada Pasar Pagi," kata Abror.

Pengurus Cabang Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tegal Adi Arfian mengatakan, pihaknya sudah sampai dua kali menanyakan perihal studi kelayakan, tetapi tak pernah bisa ditunjukkan pelaksana proyek.

"Ketika kita tanyakan, mereka tidak bisa menunjukkan karena memang belum ada studi kelayakan. Namun, hari ini pekerjaan masih dilakukan dengan dikawal Satpol PP. Ini yang perlu menjadi sorotan DPRD sebagai wakil rakyat," kata Adi.

Menurut Adi, Pemkot Tegal tidak prosedural dalam proyek "Malioboro". Dimulai dari tidak adanya sosialisasi ke pihak yang bakal terdampak langsung hingga tidak adanya uji publik.

"Kalau ini dibiarkan berlarut-larut, takutnya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mungkin sampai bentrok antara pedagang dan pekerja, kan sangat disayangkan," kata Adi.

Untuk itu, Adi meminta agar DPRD bisa segera bertindak dan menyampaikan ke Pemkot agar pekerjaan ditunda.

Perwakilan massa akhirnya diminta masuk ke Gedung DPRD untuk beraudiensi. Setelah menyampaikan aspirasi, massa menuju lokasi proyek dan Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR)

Wakil Ketua DPRD Habib Ali mengatakan, dirinya bisa memahami apa yang menjadi aspirasi massa dan akan segera ditindaklanjuti.

"Kami menampung aspirasi dan akan kami sampaikan ke pimpinan dan anggota DPRD lainnya untuk tindak lanjut, karena tindak lanjut harus secara kelembagaan," kata Habib Ali.

Halaman:


Terkini Lainnya

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Panik Ular Masuk Dapur, Ibu di Salatiga Tidak Telepon Damkar tapi Ojek Online

Regional
Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Pria di NTT Diduga Cabuli Anak 9 Tahun di Kebun

Regional
BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

BEM Unnes Kritik Biaya Sumbangan Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Ini Kata Kampus

Regional
Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga akibat Korsleting

Satu Rumah dan 2 Sepeda Motor Ludes Terbakar di Sebatik, Diduga akibat Korsleting

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com