BANDUNG, KOMPAS.com - Negara Jepang kini membutuhkan 345.000 pekerja asing. Salah satunya dari Indonesia.
Namun persoalannya, mayoritas SDM Indonesia terkendala sejumlah persyaratan kerja yang ketat.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jabar Rachmat Taufik Garsadi mengatakan, bahwa untuk mengatasi hal tersebut pihaknya mengeluarkan program Specified Skilled Worker (SSW)/Tokutai Ginou.
Baca juga: Seorang Pria di Bandung Memodifikasi Sepeda, Bajaj, hingga Jetski Bertenaga Listrik
"Program ini berupaya meningkatkan mutu pelayanan. Harapannya, dapat meningkatkan produktivitas bagi para pencari kerja," ujar Rachmat saat dihubungi Senin (9/8/2021).
Rachmat menjelaskan, saat ini banyak perusahaan yang tutup. Begitupun dengan pasar luar negeri, masih banyak yang tutup, hanya beberapa negara yang masih membuka.
Namun demikian, penyiapan tenaga kerja maupun sistem ketenagakerjaanya harus terus disiapkan.
Baca juga: Waspada, Ini Daerah Paling Rawan Sambaran Petir di Jabar
Jadi, bila sewaktu-waktu negara ini membuka kembali bisa langsung mengirimkan tenaga kerja. Menurutnya, salah satu pasar kerja yang sangat potensial adalah Jepang.
Dulu, Jepang sangat tertutup untuk menerima tenaga kerja, namun setelah ada perjanjian Memorandum Of Cooperation (MoC) dengan Indonesia, peluang kini terbuka lebar.
Ia mengakui, saat ini banyak orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.
Namun mayoritas bekerja di wilayah domestic worker, bekerja di rumah, atau menjadi asisten rumah tangga. Ini karrena keterbatasan kemampuan dan jejaring yang ada.
"Nah dengan program SSW ini kita berharap akan ada pekerja yang punya kemampuan lebih khusus, baik untuk tingkat SMK, D3, maupun S1 sehingga bisa mengakses pekerjaan yang lebih baik dan memiliki penghasilan lebih tinggi" harapnya.