LAMONGAN, KOMPAS.com - Perkembangan penanganan Covid-19 klaster Sidodowo di Kecamatan Modo, menjadi perhatian serius anggota DPRD Lamongan.
Terlebih saat ini, terkonfirmasi adanya penambahan warga positif terpapar Covid-19 dalam klaster ini.
Penambahan juga terjadi pada warga yang meninggal dunia karena Covid-19 pada klaster Sidodowo.
Menanggapi lonjakan kasus dan perkembangan klaster Sidodowo, anggota DPRD Lamongan dari Komisi D yang menangani bidang kesejahteraan masyarakat, memanggil Satgas penanganan Covid-19 Lamongan untuk meminta penjelasan.
"Terus terang kami ingin melihat dan mendengar penjelasan dari pihak terkait, sudah sejauh mana penanganan yang dilakukan di Sidodowo. Sebab kok jumlahnya masih bertambah, termasuk yang meninggal dunia," ujar anggota Komisi D Imam Fadlli saat ditemui usai pertemuan di DPRD Lamongan, Senin (14/6/2021).
Baca juga: Total 13 Pasien Positif Covid-19 Meninggal dari Klaster Sidodowo Lamongan
Ketika ditanyakan mengenai kegagalan Satgas penanganan Covid-19 Lamongan dalam mencegah penularan dan penyebaran virus, Imam tidak sepakat.
Hanya saja Imam menyatakan, ada baiknya memperketat pelaksanaan protokol kesehatan bila memang tidak berani melarang hajatan warga.
Hal tersebut penting dilakukan guna menghindari klaster baru seperti yang terjadi di Desa Sidodowo.
"Awalnya Sidodowo itu kan melonggarkan acara hajatan, ditambah warga yang tidak sadar pentingnya protokol kesehatan. Sebentar lagi Idul Adha, di mana akan banyak warga yang punya gawe hajatan, kalau tidak ada larangan ya sebaiknya protokol kesehatan diperketat," ucap Imam.
Baca juga: Pantau Klaster Sidodowo, Kapolri dan Panglima TNI Titip Pesan