Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Komandan KRI Nanggala-402 Tergolek Sakit, Pertaruhkan Nyawa demi Negara, tetapi Kesejahteraannya...

Kompas.com - 30/04/2021, 21:49 WIB
Irwan Nugraha,
Farid Assifa

Tim Redaksi

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Satsel) Koarmabar II sekaligus mantan Komandan KRI Nanggala 402 Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, disebut menangis saat mengetahui Kapal Selam Nanggala-402 tenggelam dan menewaskan semua krunya termasuk Dansatsel pengganti Iwa.

Hal itu diungkapkan kakak kandung Iwa sekaligus mantan Kapolda Jabar Irjen Pol Purnawirawan Anton Charliyan, yang menyaksikan dan mendampingi adiknya saat terbaring tak berdaya karena sakit akibat kandungan zat besi kapal selam saat bertugas, di kediamannya, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Bagaimana tidak, Iwa dan teman-temannya berulang kali curhat kalau sudah masuk kapal selam saat akan bertugas seperti sudah masuk kuburan," jelas Anton kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon WhatsApp, Jumat (30/4/2021).

Baca juga: Cerita Mantan Komandan KRI Nanggala-402, Kapal Selam Tua, Saat Ada Masalah Tak Bisa Apa-apa

Anton yang menyebut masih berada di Bandung, mengaku ingin sekali menceritakan banyak tentang adiknya sebagai pasukan khusus pelopor kapal selam Indonesia yang saat ini tergolek tak berdaya di kamar rumahnya.

Anton pun berjanji akan memperlihatkan kondisi adik kandungnya dalam waktu dekat ini seperti apa.

"Saya sedang di Bandung, nanti kita ke rumahnya Iwa, ya. Kita lihat kondisinya secara langsung biar pada tahu sekarang seperti apa. Dia pasukan khusus kapal selam pelopor milik Indonesia," tambah Anton.

Anton berharap pemerintah memberikan perhatian khusus bagi para pasukan khusus kapal selam tersebut sesuai dengan pengabdiannya selama ini.

Ia pun membandingkan dengan para pegawai BUMN dengan gaji besar dan tunjangan para anggota dan pensiunan TNI Polri selama ini.

"Jauh berbeda, sangat jauh sekali. Padahal, para pasukan khusus ini bekerja selama 24 jam penuh dengan risiko mempertaruhkan nyawa demi negara," ujar dia.

Baca juga: Keracunan Zat Besi Setelah Puluhan Tahun Bertugas di Kapal Selam, Mantan Komandan KRI Nanggala Kini Hanya Terbaring dan Sulit Bicara

Apalagi pasukan khusus kapal selam yang selama ini jumlahnya sedikit yang terpilih dari ratusan ribu bahkan jutaan anggota TNI, seharusnya sangat diperhatikan kesejahteraannya.

"Nggak gampang banget, susahnya minta ampun mau jadi anggota pasukan khusus. Zaman Iwa saja cuma ada 150 anggota seluruh Indonesia. Sekarang ada sekitar 300-an anggota pasukan khusus kapal selam Indonesia," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Bukan Demo di Jalan Raya, SPSI Babel Kerahkan Ribuan Buruh ke Pantai Wisata

Regional
Belum ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Belum ada Calon Lain, PKB Semarang Dukung Gus Yusuf Maju Pilkada Jateng

Regional
Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Seorang Penumpang Kapal KMP Lawit Terjun ke Laut, Pencarian Masih Dilakukan

Regional
Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Mabuk Saat Mengamen, 2 Anak Jalanan di Lampung Rampok Pengguna Jalan

Regional
'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com