KOMPAS.com - Polisi membeberkan peran setiap pelaku dalam kasus penggunaan alat rapid test bekas di pos layanan bagi calon penumpang pesawat di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara (Sumut), Rabu (29/4/2021).
Dalam konferensi pers di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Sumatera Utara itu, polisi menghadirkan tersangka manajer Kimia Farma PC, dan empat pegawai Kimia Farma yakni SP, DP, BM, RN.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Menurut keterangan tersangka MR, dirinya dipaksa oleh PC untuk mengetik hasil nonreaktif dari swab warga.
Namun jika hasilnya positif, tetap positif.
"Saya diarahkan untuk memakai brush bekas (lalu mengarahkan) ke analis untuk menggunakan brush bekas oleh arahan BM. Saya juga disuruh manipulasi data seperti laporan berita acara," katanya.
Sementara itu, tersangka RN bertugas di bagian pendaftaran untuk menghitung jumlah pasien dan dilaporkan ke BM.
"Terus uangnya sama saya. Besoknya diambil oleh SP. Terus jumlah peserta saya laporkan ke BM. Kemudian sesuai permintaan BM disetornya, tergantung," ujarnya.
Menurut Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak, biaya tes swab itu sebesar Rp 200.000.
"Setiap kali melakukan ini (tes swab biayanya) adalah Rp 200.000 dengan perjanjian kerja sama antara pihak PT Angkasa Pura dan PT Kimia Farma. Mereka membagi hasil, tetapi yang melaksanakan pemeriksaan di sana adalah para pelaku yang bekerja di bidang di kantor Kimia Farma," katanya.
Sementara itu, menurut polisi, tersangka SP dan DP yang juga pegawai Kimia Farma Bandara Kualanamu, mengaku bertugas untuk membawa alat antigen yang sudah digunakan untuk dicuci atau didaur ulang di kantor Kimia Farma di Jalan RA Kartini.
Setelah itu, alat swab bekas itu dibawa kembali ke Bandara Kualanamu.
"Itu yang kita bersihkan dengan alkohol 75 persen dan dilap pada brushnya. Tidak rusak," ujar SP.
Senada dengan tersangka MR, DP mengaku dia hanya disuruh oleh PC, manajer Kimia Farma.
Baca juga: Jual Alat Rapid Test Bekas di Bandara Kualanamu, Para Pelaku Raup Rp 1,8 Miliar
Dalam jumpa pers itu, tersangka PC mengaku awalnya dia memerintahkan untuk menggunakan stik yang baru. Namun pada pelaksanaannya di sana, ada yang menggunakan stik bekas.