LEBAK, KOMPAS.com - Banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten sudah satu tahun berlalu sejak terjadi pada awal Januari 2020.
Hingga saat ini masih ada sejumlah infrastruktur yang belum dibangun, satu di antaranya adalah jembatan Ciberang di Kecamatan Lebakgedong.
Jembatan Ciberang ini berada di jalan utama milik provinsi. Jalan tersebut menghubungkan antara Rangkasbitung ke sejumlah kecamatan seperti Lebakgedong, Sobang, Cibeber hingga ke Sukabumi, Jawa Barat.
Jembatan ini juga merupakan akses ke tempat wisata negeri di atas awan Gunung Luhur.
Sayuti, Ketua RT Setempat mengatakan, sebelum diterjang banjir bandang jembatan tersebut adalah akses satu-satunya yang bisa dilalui oleh kendaraan besar ke selatan Lebak.
Setelah jembatan putus, akses kendaraan roda empat juga terputus lantaran harus memutar puluhan kilometer ke jalan alternatif yang kondisinya juga memprihatinkan.
Sementara untuk roda dua masih bisa melintas lewat jembatan gantung.
Baca juga: Pasca-banjir Bandang Lebak, Jembatan Putus, Warga Hilir Mudik Pakai 2 Perahu Karet
Pada bulan-bulan awal setelah banjir, kata Sayuti, jembatan belum kunjung diperbaiki, masih putus dan tidak bisa dilintasi sama sekali. Hingga pada pertengahan 2020 dibangun jembatan darurat.
"Dibangun sama PU Provinsi pakai gorong-gorong dengan kayu, tapi tiap air meluap kebawa banjir, sudah beberapa kali jembatan darurat terbawa banjir," kata Sayuti ditemui di rumahnya, di Kampung Muhara, Ciladaeun, Senin (15/3/2021).
Karena kerap terbawa banjir, kemudian dibuat bronjong dengan material kayu yang bisa dibongkar pasang. Jadi saat air meluap jembatan diangkat dan akan dipasang kembali ketika aliran sudah surut.
Baca juga: Wagub Banten Beberkan Penyebab Banjir Bandang Lebak...