Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peluang Usaha Ternak Bebek Besar, Dipasarkan ke Singapura

Kompas.com - 26/11/2019, 08:32 WIB
Hadi Maulana,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BATAM, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pengusaha di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau (Kepri), mengembangkan peternakan bebek untuk memenuhi kebutuhan pasar telur bebek di Singapura.

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian, Fini Murfiani ditemui di Biz Hotel Batam mengatakan, pengusaha Lingga harus menangkap peluang pasar ini.

Sebab selain letak geografis Lingga yang sangat menguntungkan karena berdekatan dengan Singapura, aktivitas di Lingga juga terbilang masih lengang, sehingga sangat mendukung untuk peternakan bebek, mengingat bebek termasuk ternak yang mudah stres apabila mendengar suara bising yang berlebihan.

"Singapura itu masuk dalam daftar lima besar sebagai negara pengimpor telur bebek di dunia. Karena itu, pengusaha Lingga harus menangkap peluang pasar ini," kata Fini Murfiani, Senin (25/11/2019) malam tadi.

Baca juga: Viral Peternak Babi Beromzet Miliaran Rupiah Asal NTT, Ini Tips Renold

Menurut Fini, nilai impor Singapura tahun 2018 untuk telur bebek yang masuk ke kategori preserve (yang sudah diawetkan) atau cooked (dimasak) mencapai 16,3 juta dolar AS.

Bahkan, angka impor ini terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

"Ini baru telur asin atau telur dalam keadaan preserve (yang sudah diawetkan) dan telur yang sudah diolah atau dimasak," jelasnya.

Fini melihat peluang pasar ekspor telur bebek dari bumi "Bunda Tanah Melayu" itu cukup potensial karena berdekatan dengan Singapura.

Apalagi, selama ini, Singapura melakukan impor telur bebek dari Indonesia masih sangat terbatas, tentunya hal ini membuka peluang besar untuk pengusaha di Lingga.

"Yang tak kalah penting lagi, bahan baku pakan banyak tersedia di Lingga. Jadi, tinggal menyiapkan pabrik pengolahannya. Sehingga harga pakan bisa bersaing," paparnya.

Bupati Lingga Alias Wello mengatakan cukup tertarik dengan informasi tersebut. Pria yang akrab disapa Awe ini berjanji akan meminta Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Lingga untuk mendalami peluang pengembangan peternakan bebek yang disarankan ini.

"Benar apa yang dikatakan Bu Fini, kami punya bahan baku pakan yang melimpah. Sagu kami banyak dan masih murah. Bahan pakan lainnya, seperti dedak dan ikan, juga sudah tersedia di sini, jadi bukan masalah bagi kami," terang Awe usai berbincang dengan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian di Biz Hotel.

Awe juga mengatakan secepatnya akan mengumpulkan pengusaha Lingga agar peluang bisnis ini cepat terealisasi di Lingga, sehingga selain penghasil Udang tambak terbesar se-Kepri, Lingga juga merupakan pengekspor telur asin terbesar ke Singapura.

"Saya yakin pengusaha Lingga tertarik dengan peluang usaha ini dan PAD Lingga ke depan akan bisa kembali bertambah," pungkasnya.

Baca juga: Ahok Investasi Pakan Ternak di NTT, Sasar 3 Pulau dan Tanam Jagung 500 Hektar

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Kementerian Pertanian, Fini Murfiani berada di Batam usai mengikuti acara Temu Bisnis Sinergitas Antar Daerah Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional.

Kegiatan ini merupakan sempena peringatan Hari Jadi ke-16 Kabupaten Lingga yang dilaksanakan di Gedung Nasional Dabo Singkep, Minggu (24/11/2019) kemarin.

Acara Temu Bisnis tersebut dibuka oleh Kepala Staf Kepresidenan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko dan diikuti sejumlah pengusaha dan pembisnis, baik dari lokal maupun dari luar negeri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com