KOMPAS.com - Aksi ribuan mahasiswa Universitas Bung Hatta (UBH) di Padang berlangsung tegang. Para mahasiswa membakar keranda mayat dan menuntut Rektor Azwar Ananda mundur dari jabatannya.
Mahasiswa menolak kebijakan Drop Out (DO) bagi mahasiswa dan menuntut penghapusan sistem pembayaran paket uang kuliah.
Mereka menganggap sistem tersebut tidak transparan serta merugikan para mahasiswa. Selain itu para mahasiswa mendesak Rektor UBH untuk menandatangni kesepakatan terkait tuntutan para mahasiswa.
Berikut ini fakta lengkapnya:
Mahasiswa membakar keranda mayat dan berorasi di depan kantor rektorat UBH pada hari Selasa (19/3/2019).
Para mahasiswa pun menggelar orasi yang mendesak Rektor Azwar Ananda mundur dari jabatannya.
Para mahasiswa menolak sistem drop out (DO) yang akan dilaksanakan pihak UBH mulai 2020. Sistem DO tersebut dianggap merugikan mahasiswa.
Selain itu, sistem pembayaran paket kuliah diminta mahasiswa untuk tidak diberlakukan kembali.
Baca Juga: Ribuan Mahasiswa Universitas Bung Hatta Padang Demo Minta Rektornya Dicopot, Ini Alasannya
Dalam orasinya, mahasiswa memandang kebijakan DO dianggap tidak adil bagi para mahasiswa.
"Kebijakan rektorat tidak benar lagi. Penerapan sistem DO di tahun 2020 sangat merugikan mahasiswa yang telah melewati 8 semester. Kita minta rektor dicopot dari jabatannya," ujar Koordinator aksi, Andre dalam orasinya.
Sementara itu, Rektor UBH Azwar Ananda akhirnya menemui para mahasiswanya yang sedang menggelar aksi.
"Soal DO ini sudah kebijakan Kemenristekdikti. Jadi usulan mahasiswa akan kita teruskan. Bagi mahasiswa yang sudah mau habis masa perkuliahannya, akan kita perhatikan dan kita usahakan segera wisuda sehingga tidak DO," kata Rektor UBH, Azwar Ananda.
Baca Juga: Didemo Ribuan Mahasiswanya, Ini Penjelasan Rektor Universitas Bung Hatta Padang