Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikeroyok Puluhan Pria dengan Membabi Buta, Mahasiswa USU Kritis

Kompas.com - 24/10/2017, 11:47 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

MEDAN, KOMPAS.com - Immanuel Silaban, mahasiswa semester akhir Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU) sekarat. Dia menderita luka serius akibat penganiayaan yang dialaminya pada Kamis (19/10/2017) malam di kampusnya.

Sendirian menghadapi serangan bertubi-tubi puluhan pria, Nuel begitu biasa dia dipanggil, ambruk tak sadarkan diri. Sampai hari ini kondisinya kritis.

"Puluhan satpam menganiaya Nuel, pakai balok berpaku, linggis, rantai dan pentungan, membabi buta... Habis itu, Nuel diseret masuk ke dalam mobil patroli," kata Yosua Yordan Manalu, Gubernur Pemerintahan Mahasiswa FIB USU, Selasa (24/10/2017).

Yosua bilang, penganiayaan yang dialami Nuel adalah aksi balas dendam para petugas keamanan kampus. Satu hari sebelum Nuel dikeroyok, dia terlibat perkelahian dengan seorang satpam.

"Dari keterangan saksi yang ada saat itu, Satpam Slamet datang ke lapangan Futsal FIB. Nuel sedang di sana. Meraka cekcok lalu satpam memukulnya. Terjadi perkelahian namun Slamet berhasil meninggalkan lokasi," ungkapnya.

(Baca juga : Sebelum Tewas, Korban Siswa Duel Ala Gladiator Dipukuli Bertubi-tubi)

Malamnya, Slamet datang bersama beberapa satpam lain dan mengajak Nuel berkelahi. Meski beberapa mahasiswa FIB berusaha menahan dan melerai, bentrokan tetap terjadi.

Seorang mahasiswa, Niko Simangunsong menderita luka-luka akibat badannya dipukul kursi besi. Sekitar dua jam pasca bentrokan, datang 40-an satpam ke FIB sambil membawa pentungan dan balok. Salah satunya satpam Fandi Martopo.

"Sambil memegang parang, dia bilang, hari ini kami kalah, tapi darah harus dibayar darah," kata Yosua menirukan ucapan Fandi.

Saat itu, Dekan FIB Budi Agus Tono mencoba menenangkan para satpam dengan mengatakan akan membawa masalah ini ke ranah hukum. Namun Fandi tetap mengancam akan membalas.

Sekira pukul 22.00 WIB, Nuel berboncengan dengan Frima keluar dari kampus. Hitungan menit, dia terlihat hendak kembali masuk ke FIB. Rupanya dia dikejar-kejar gerombolan satpam. Karena ketakutan, sepeda motor Nuel jatuh pas di pintu masuk.

"Dia berdiri terus lari masuk ke kampus, tapi ketangkap satpam, langsunglah dia dihajar terus dibawa pergi. Kami terus nyariin dia ke kantor satpam, minta pertanggungjawaban, kami demo. Ternyata Nuel dibawa ke RS Bhayangkara, terus dirujuk ke RS Columbia. Keluarganya pun langsung buat laporan ke Polrestabes Medan," ucapnya.

(Baca juga : Seorang Mahasiswa Dikeroyok, Tawuran Pecah di Universitas Pattimura)

"Sudah lima hari sejak kejadian, polisi belum juga menetapkan tersangka penganiaya Nuel. Padahal ini kasus pidana, keluarga sudah melaporkan, korbannya kritis dan mencoreng nama baik USU," ujar Yosua dengan muka kecewa.

Wakil Rektor V USU Luhut Sihombing menyesalkan kejadian yang mencoreng nama baik USU ini.

"Sangat kita sesalkan, kenapa ini bisa terjadi? Kita akan melakukan investigasi internal, semoga peristiwa seperti ini tidak terulang. Kita serahkan ke polisi, kalau terbukti bersalah, pasti ada tindakan," kata Luhut.

Alumni FIB, Jan Freddy Butar-butar angkat bicara. Ia mengecam keras aksi main keroyok dan barbar ini.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com