Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Mbah Waliyem Akhirnya Roboh...

Kompas.com - 06/10/2017, 11:48 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah rumah milik warga Nglipar, Gunungkidul, Yogyakarta, roboh akibat hujan deras dan angin kencang, Kamis (5/10/2017) petang. Dua bulan terakhir, sebanyak tiga rumah tidak layak huni (RTLH) roboh karena angin dan bangunan lapuk.

Pantauan Kompas.com, rumah milik Waliyem (78) di Dusun Ngaliyan, RT 08 RW 05, Desa Nglipar, Kecamatan Nglipar, rata dengan tanah. Rumah berbentuk limasan ukuran 12X 9 meter sebagian besar terbuat dari kayu rusak parah. Beruntung tidak ada korban jiwa.

Warga bersama anggota TNI, polisi, dan relawan dari BPBD Gunungkidul sejak pagi mengevakuasi barang dan bahan bangunan rumah. Sementara korban mengungsi di rumah anaknya yang berada tak jauh dari rumahnya.

Menurut Danramil Nglipar, Kapten Marsimin, kejadian terjadi pukul 18.00 WIB, di awali hujan deras dan angin kencang. Tak berapa lama, rumah tiba-tiba roboh. Beruntung korban tak berada di rumah. 

(Baca juga: Lima Rumah Roboh dan Puluhan Lain Retak akibat Gempa di Poso)

Kasi Logistik dan Kedaruratan BPBD Gunungkidul Sutaryono mengaku sudah menerjunkan relawan dan bantuan logistik untuk membantu korban. "Untuk penanganan rumah kami nanti koordinasikan dengan pemiliknya apakah akan membangun rumah lagi atau tidak. 

Jika nanti akan dibangun, pihaknya akan memberikan bantuan bahan bangunan dan mendirikan rumah sementara.

"Total selama dua bulan terakhir ada 3 rumah roboh di Kecamatan Nglipar, Gedangsari, dan Semin. Selain karena faktor alam misal angin dan hujan, rumah juga sudah lapuk," katanya.

Puluhan Ribu RTLH

Pemkab Gunungkidul melansir, masih terdapat 24.000 rumah yang perlu dibedah. Jumlah tersebut menyebar ke sejumlah wilayah kecamatan.

“Masih ada sekitar 24.000 unit lagi yang perlu direhab. Tapi jumlah ini masih harus diverifikasi apakah layak dibantu atau tidak,” kata Bupati Gunungkidul Badingah, belum lama ini.

Kriteria mendasar rumah yang akan direhab adalah kondisi atap, dinding, dan lantai. Misalnya atap dari rumbia atau seng yang sudah bocor, dinding dari tripleks atau kayu yang sudah tidak layak, serta lantai yang masih tanah atau rumah panggung yang sudah tidak layak.

"Ada program pemugaran RTLH dari pemerintah pusat," ucapnya.

(Baca juga: Banjir Landa Buton Utara, 2 Rumah Roboh dan Jalan Antar-kota Putus)

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPUPRKP) Gunungkidul, Eddy Praptono mengatakan, tahun 2017 Pemerintah DIY merenovasi 500 RTLH. Total anggaran yang disiapkan sebanyak Rp 5,8 miliar untuk perbaikan 391 unit RTLH.

Pemerintah Gunungkidul sendiri tak bisa menganggarkan karena adanya UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah. "Tahun ini jika ditotal dengan pemerintah pusat ada 891 unit," ungkapnya.

Eddy mengatakan, bantuan yang diberikan kepada masyarakat kurang mampu hanya sebatas stimulan dan diwujudkan dalam bentuk barang. Karenanya, penerima bantuan memiliki kewajiban dalam menyelesaikan proses perbaikan. 

Kompas TV Diguyur Hujjan Deras, Tebing 20 Meter Longsor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com