KLATEN, KOMPAS.com- Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata (25) yang menjadi korban bom Kampung Melayu, Jakarta Timur dikenal sebagai sosok yang baik hati di mata teman sepermainannya di Srago Gede, Mojayan, Klaten Tengah, Klaten, Jawa Tengah.
Salah seorang teman sepermainan almarhum, Heri Prastyo, mengatakan, sejak kecil dirinya bermain dengan Gilang. Gilang dikenal sosok yang supel dan mudah bergaul.
"Dia itu enggak neko-neko," kata Heri ditemui saat melayat di rumah duka Kamis (25/5/2017).
Begitu pula saat Gilang sudah menjadi seorang Polisi di Jakarta. Gilang tak pernah melupakan teman-teman sepermainan.
Hampir setiap liburan, dia menyempatkan diri pulang ke Klaten, dan berkumpul dengan teman-temannya.
"Kalau pulang Gilang mengajak ngangkring (Makan di warung angkringan) atau minum susu segar," imbuhnya mengenang.
Baca: Keluarga Briptu Anumerta Imam Gilang Adinata Sempat Tak Percaya...
"Dia itu kalau pulang tak pernah bilang, tiba-tiba pulang, dan BBM jika dia sudah dirumah saya. Pulang terakhir dia ingin makan nasi kucing (nasi bungkus biasa dijual di angkringan),"katanya.
Dirinya kaget, saat mengetahui Gilang menjadi korban ledakan bom di Kampung Melayu, Jakarta Timur, dan meninggal dunia Kamis (25/5/2017) pagi.
"Pagi tadi dibangunin orang tua, diberitahu Gilang meninggal. Saya sampai gak percaya,"ucapnya.
Baca: Briptu Gilang yang Gugur pada Bom Kampung Melayu Berencana Bertunangan
Sementara dalam pemakaman TPU Gedong Dengan inspektur upacara, Karo SDM Polda jawa Tengah Kombes Edy Murbowo.
Edy berharap amal baik Gilang diterima Tuhan dan menjadi teladan bagi semua. "Amal bakti agar menjadi suri tauladan bagi kita semua,"katanya.