Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Kemasan Ilegal di Bantul Mengandung Bakteri "Pseudomonas"

Kompas.com - 16/05/2017, 18:21 WIB
Markus Yuwono

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Air kemasan yang diproduksi pabrik air minum ilegal di Piyungan, Bantul, mengandung bakteri pseudomonas. Bakteri tersebut berbahaya bagi kesehatan.

"Sudah dilakukan pemeriksaan kandungan air sebulan lalu, dan air tersebut mengandung bakteri patogen (berbahaya) pseudomonas," ujar Kepala Balai BPOM DIY, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni saat dihubungi Selasa (16/5/2017).

Ia menjelaskan, jika dikonsumsi terus menerus bisa menyebabkan gangguan pernapasan dan pencernaan. Selain itu, kandungan PH dalam air kemasan tersebut hanya 5,6. Padahal PH air untuk dikonsumsi syaratnya 6-8,5.

"Airnya memang tidak layak dikonsumsi bagi masyarakat," ungkapnya.

(Baca juga: Tiap Hari, Pabrik Ini Produksi 300 Galon Air Mineral Tak Layak Konsumsi)

 

Ayu menjelaskan, untuk mengelabui konsumen, pemilik usaha air mineral itu menyamarkan kemasan galon. Pemilik memasang no registrasi perusahaan berdomisili di Trenggalek, Jawa Timur dalam kemasannya.

Saat ini, BPOM DIY mengamankan karyawan. Pihaknya akan segera memeriksa dengan berpedoman pada UU Pangan Nomor 18 Tahun 2012, yang tegas melarang kegiatan produksi atau distribusi barang tanpa izin edar.  

"Besok pagi akan kami periksa saksi-saksi," tuturnya.

(Baca juga: Ribuan Orang di Spanyol Terinfeksi Virus dari Air Kemasan)

 

Sebelumnya, pihak BPOM menggerebek produsen minuman kemasan ilegal. Petugas menyita ratusan botol galon dan mesin produksi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com