Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nenek Nasikah Berkeliling Jualan Kerupuk demi Obati Suaminya yang Kena TBC

Kompas.com - 07/03/2017, 18:34 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.comNenek Nasikah (87) terlihat berjalan tertatih-tatih di tengah teriknya sinar matahari sambil sesekali membetulkan dagangan kerupuknya yang hampir jatuh dari gendongan.

Langkah tuanya terlihat gontai karena panas matahari cukup menyengat di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, hari ini, Selasa (7/3/2017).

Meski telah renta, nenek Nasikah terpaksa harus berjualan keliling kerupuk dan sayuran agar bisa makan dan membeli obat untuk suaminya.

“Ya dikuat-kuatin untuk jalan. Kalau tidak jualan mau makan apa?” ujarnya, Selasa (7/3/2017).

Selama ini, nenek Nasikah hanya hidup berdua dengan suaminya, Paimin (84) di sebuah rumah kontrakan di RT 1 Nunukan Timur. Mereka berdua tidak memiliki keturunan selama berumah tangga.

Untuk hidup mereka berdua, Nasikah terpaksa harus banting tulang karena suaminya sudah tidak mampu lagi bekerja akibat terserang penyakit TBC akut. Jangankan berobat, untuk makan pun kadang tidak cukup dari hasil berjualan kerupuk karena dagangannya milik orang lain.

“Ngambil untung, ini jualin punya orang,” ujarnya agak berteriak karena pendengarannya agak terganggu.

Selama puluhan tahun, Nasikah dan suaminya merantau ke Malaysia, dan akhirnya menetap di Kabupaten Nunukan. Sejak menetap di Kabupaten Nunukan, keduanya ternyata tidak pernah memiliki kartu identitas penduduk.

Dibantu polisi

Kapolsek Nunukan Kota, AKP Muhammad Sholeh Wahidi kemudian berinisiatif membuatkan KTP untuk mereka berdua. Awalnya, kantor kelurahan tempat mereka tinggal menolak membuatkan KTP karena keduanya tidak memiliki surat pindah domisili.

“Tapi berkat kerja sama dengan Pak Lurah Nunukan Utara akhirnya mereka memiliki KTP. Tingalnya di Nunukan Timur, tapi KTP-nya Nunukan Utara,” ujar Sholeh Wahidi.

Sholeh berharap, dengan memiliki KTP, kedua lansia tersebut dapat dibantu untuk kebutuhan pengobatan, terutama bagi Paimin yang selama ini menderita TBC akut.

Nasikah dan Paimin pun dibuatkan kartu BPJS pada awal Januari lalu. Namun Paimin harus bersabar karena kartu BPJS yang diupayakan oleh Polsek Nunukan Kota melalui program Polisi Social Responsibility (PSR) baru bisa digunakan untuk pengobatan pada bulan Maret.

“Hari ini baru bisa mengaktifkan kartu BPJS-nya. Aturannya 2 bulan dari pendaftaran baru bisa digunakan,” imbuh Sholeh Wahidi.

Selain mengupayakan pengobatan melalaui BPJS, program PSR Polsek Nunukan Kota juga membantu kebutuhan ekonomi keluarga Nasikah.

Hingga bulan Maret, warga Nunukan yang dibantu untuk mendapatkan BPJS sudah mencapai lebih dari 20 orang. Rata-rata mereka merupakan keluarga miskin yang tidak memiliki kartu identitas penduduk, sehingga kesulitan untuk mendapatkan kartu BPJS.

Sementara anggaran dari PSR Polsek Nunukan Kota sendiri berasal dari urunan setiap bulan anggota Polsek Nunukan.

"Setiap gajian kita sisihkan sedikit untuk PSR. Bahkan ada beberapa warga yang bukan anggota polsek juga ikut membantu anggaran,” ucap Sholeh Wahidi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com