Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir Unjuk Rasa dan Bikin Tenda di Kantor Tol Palikanci

Kompas.com - 06/03/2017, 21:46 WIB
Muhamad Syahri Romdhon

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com – Sejumlah warga dari empat desa menggelar unjuk rasa di area kantor Gerbang Mertapada Tol Palimanan–Kanci (Palikanci), Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon, Senin (6/3/2017).

Pengunjuk rasa itu berasal dari Desa Mertapada, Japura Bakti, Japura Lor, dan Astana. Mereka menjadi korban banjir pada Februari 2017.

Warga menuntut agar pengelola jalan tol segera memperbaiki kerusakan saluran air yang dianggap menyebabkan sumbatan dan membanjiri pemukiman warga tiap kali hujan deras.

Setiba di lokasi, warga terus menyampaikan tuntutannya. Aksi yang semula damai itu tiba-tiba diwarnai kericuhan.

Warga bergegas menerobos barisan polisi dan hendak menemui pihak pengelola tol. Sejumlah warga terlibat saling dorong dengan petugas. Massa aksi langsung mundur menghindari potensi kericuhan yang membesar.

Unjuk rasa ini merupakan kali ketiga. Mereka kembali turun ke jalan karena menilai pengelola tol, yakni PT Waskita, sangat lamban bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang terjadi.

Warga kecewa karena kerusakan saluran di sisi jalan tol itu menjadi penyebab terjadinya banjir.

Kepala Bidang Pengawasan Waskita Gerbang Mertapada Tol Palikanci Erwan Ari Pamungkas mengatakan sudah dan sedang merapikan sejumlah saluran air yang diduga menjadi penyebab terjadinya banjir. Pihaknya segera memprioritaskan penyelesaian di sejumlah titik yang dihuni banyak warga.

"Kita sudah laksanakan normalisasi dengan manual. Kemudian kita juga sudah menggunakan ekskavator kecil karena yang besar tidak memungkinkan. Kapasitasnya tidak terlalu jauh. Intinya kita sudah lakukan normalisasi dengan alat," katanya seusai menemui warga.

Ari berusaha menjawab sejumlah tuntutan lain, yakni pembuatan senderan permanen dengan pasangan batu kali.

Dia akan melakukan permintaan tersebut hanya pada lokasi crossing jalur dari selatan ke utara. Hal itu dimaksudkan agar jalur itu dapat dibersihkan saat terjadi sumbatan.

"Kita utamakan yang crossing-crossing dulu. Seluruhnya ada lima titik, dua di sekitar pemukiman warga dan tiga di luar. Minggu kedua April dapat selesai," ujar Ari.

Mae Azhar, koordinator aksi, mengaku kecewa karena pengelola tol berulang kali menyampaikan jawaban serupa tanpa realisasi.

Pria yang mengaku sebagai petani ini menjadi korban banjir tiap kali hujan datang. Warga yang berada di sekitar saluran air yang rusak menjadi korban terparah dan sudah bosan digenangi banjir.

"Hari ini memang akumulasi kekecewaan dari tahun ke tahun yang dialami warga sekitar. Kekecewaan masyarakat. Terowongan saja di bawah tol ketika hujan besar banjir mencapai satu meter. Begitupun di pemukiman warga," katanya di tengah kerumunan warga.

Selain menyampaikan protes, mereka juga membangun tenda dan dapur umum di lapangan kantor gerbang Mertapada Tol Palikanci. Mereka membuat tempat istirahat untuk pada warga, khususnya para ibu rumah tangga yang rela meninggalkan rumah bersama anak-anak mereka.

Azhar memastikan akan siap berhadapan dengan petugas tol maupun kepolisian bila terjadi pengusiran paksa.

"Kita akan terus bertahan, hingga tuntutan warga demi terhidar dari banjir terealiasi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com