BALI, KOMPAS.com — Pascalis Parera sedang santai menunggu di area parkir Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Nusa Dua, Bali, Kamis (2/3/2017). Sesekali dia bercengkerama dengan sesama rekan sopir.
Untuk membunuh rasa jenuh, mereka memang mencari berbagai alternatif kegiatan mulai dari sekadar ngopi, main catur, atau duduk-duduk.
Pascalis merupakan satu dari ratusan sopir yang akan melayani rombongan Raja Arab Saudi Salman Bin Abdulazis Al-Saud selama berlibur di Bali.
Menurut Pascalis, dirinya sudah terbiasa melayani tamu VVIP di Bali. Dia pun sudah terbiasa menunggu berjam-jam di area parkir.
"Sebelumnya juga sudah pernah layani tamu VVIP, jadi ya sudah biasa menunggu lama. Sama sekali tidak jenuh, apalagi banyak teman di sini," kata Pascalis.
Sembari menunggu, Pascalis rutin melakukan pengecekan kendaraan sehingga saat diperlukan benar-benar dalam keadaan siap.
Menurut Pascalis, oleh pihak panitia, dirinya diminta bersiap-siap di Nusa Dua mulai Kamis (2/3/2017). Namun, ada sejumlah rekan sopir lainnya yang sudah mulai disiagakan sejak 16 Februari lalu.
"Ada teman sopir yang ready mulai 16 Februari waktu tim protokoler Raja Arab meninjau ke Bali," tutur Pascalis.
Secara pribadi, memang tidak ada persiapan khusus. Hanya saja, dari pihak event organizer (EO) diminta memperhatikan kondisi fisik dan penampilan agar maksimal bekerja dan tamu yang dilayani merasa nyaman.
Selain fisik dan mental, Pascalis dipilih menjadi sopir karena memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
"Persiapan pribadi ya fisik dan mental. Kalau bahasa sih dari panitianya yang penting bisa bahasa Inggris, tidak harus bahasa Arab," kata pria yang bekerja di Bluebird Group tersebut.
Walau mendapat bayaran khusus, Pascalis enggan membeberkan upah yang diterima selama melayani rombongan Raja Salman.
Secara umum, memang tidak ada perbedaan yang mencolok antara standar pelayanan kepada Raja Salman dengan tamu VVIP yang pernah dilayani Pascalis sebelumnya. Namun, yang berbeda, menurut dia, pengamanan pada kedatangan Raja Salman sangat ketat.
"Secara umum hampir sama ya, tapi kali ini pengamanannya lebih ketat," ucap Pascalis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.