Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Gayamsari Semarang Tak Kunjung Surut

Kompas.com - 14/02/2017, 05:39 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com - Hujan di wilayah Semarang menyebabkan banjir di Kelurahan Kaligawe dan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Senin (13/2/2017) malam.

"Ini banjir paling parah tahun ini, terdalam dan terlama. Biasanya cuma sejam dan debitnya tidak sebesar ini. Kali ini ini dari jam 20.00 sampai sekarang pukul 22.45 belum juga surut," kata warga Kaligawe, Hartoto, Senin.

Ia mengatakan, sejauh ini warga belum ada yang dievakuasi karena masih yakin debit air akan surut. Namun, jika debit air tak kunjung menurun, warga terpaksa mengungsi.

"Kalau ini terus berlanjut sampai tengah malam atau pagi, maka harus mengungsi. Soalnya sekarang saja airnya sudah masuk rumah warga setinggi paha," katanya.

Suwarti (65), warga Sawah Besar Gang XII, menyebutkan bahwa daerah tersebut sudah sering mengalami banjir. Rumahnya sudah tergenang air setinggi paha orang dewasa.

"Biasanya kalau banjir, hanya satu jam air menggenangi rumah kami. Ini sudah berjam-jam sejak pukul 18.30, air masih belum surut," kata dia.

Suwarti yang tinggal bersama suaminya mengatakan, pada akhir 2016 sampai Februari 2017 ini, setidaknya sudah terjadi lima kali banjir. Banjir malam ini merupakan yang terparah.

"Tak hanya itu, air Banjir Kanal Timur tak surut meski sudah melimpas berjam-jam," tuturnya.

Sinaryo (70) menyebutkan, banjir telah menggenangi hampir seluruh rumah warga di kawasan Sawah Besar. Warga berusaha bertahan dan menunggu sampai luapan Banjir Kanaltimur berhenti.

Menjelang pergantian hari, air Sungai Banjirkanal Timur masih terus melimpas ke permukiman warga.

Camat Gayamsari Bambang Purnomo Aji mengatakan, pihaknya sudah koordinasi dengan BPBD, TNI, Basarnas, dan DPU Kota Semarang untuk melokalisasi air.

"Tapi kondisinya masih begini (tidak surut), ya kita pantau. Maka kita fokus ke warga," katanya.

Menurutnya, penanganan sementara bersifat manual dengan mengatur aliran air di pintu air Pucang Gading, yaitu dibagi ke Kali Babon dan Banjir Kanal Timur.

Sejauh ini, sejumlah perlengkapan evakuasi telah diterjunkan berupa perahu karet dari BPBD Kota Semarang dan Basarnas Jateng. Jika debit air terus meninggi, harus ada langkah evakuasi atau pengungsian.

Bambang mengatakan bahwa banjir limpasan dari Banjir Kanal Timur ini merupakan yang terbesar sejak Desember 2016.

"Ini luberan yang kelima dan paling besar sejak Desember 2016. Luberan terparah, ya, titiknya di situ-situ saja. Semisal di jembatan Pasar Waru," kata dia. (HESTY IMANIAR/TRIBUN JATENG)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com