Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cuaca Buruk, 4 Kapal Pengangkut Batubara di Aceh Barat Terdampar

Kompas.com - 04/01/2017, 17:27 WIB
Raja Umar

Penulis

MEULABOH, KOMPAS.com - Empat unit kapal tongkang pengangkut batubara rekanan dari PT Mifa Bersaudara yang berada sekitar 5 mil di perairan laut Kabupaten Aceh Barat terdampar ke bibir pantai yang tersebar mulai dari Pantai Suak Puntong hingga ke Pantai Ujong Karang.

“Tadi pagi sekitar pukul 05.00 WIB, 4 kapal tongkang terseret ombak ke bibir pantai, di antaranya di Desa Suak Puntong, Gunung Kleng, Penaga Rayeuk, dan Ujong Karang," kata Saharudin, salah satu pekerja kapal tongkang pengangkut batubara, kepada wartawan, Rabu (4/1/2017).

Menurut Saharudin, keempat kapal tongkang pengangkut batubara itu sebelum terseret arus berada sekitar 5 mil dari pesisir Pantai Peunaga Rayeuk, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat. Namun, saat kejadian, posisi tongkang dalam keadaan kosong dan tidak beroperasi.

“Tongkang sedang kosong karena kita menunggu datangnya kapal besar, ada beberapa tongkang yang berisi alat berat dan sisa kargo," katanya.

Rencananya, kata Saharuddin, keempat kapal tongkang pengangkut batubara rekanan dari PT Mifa Bersaudara itu akan kembali dievakuasi ke tengah laut hingga menunggu cuaca mulai membaik.

“Nanti kalau cuacanya sudah mulai membaik akan kita evakuasi kembali ke tengah laut," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BMKG Meulaboh-Nagan Raya, Edi Darlupti, menjelaskan, kecepatan angin yang melanda kawasan Pantai Barat Selatan Aceh sejak Rabu (4/1/2017) pagi mencapai 50 km per jam atau di ambang batas normal.

“Kecepatan angin yang terjadi sejak tadi pagi tergolong sangat kencang karena mencapai 50 km per jam," katanya.

Edi memperkirakan, cuaca ekstrem yang melanda wilayah Pantai Barat Selatan Aceh akan terus terjadi hingga tiga hari ke depan. Sebab, hingga kini, masih banyak terlihat pertumbuhan awan comulonimbus (CB) di angkasa dan juga berpotensi tekanan angin rendah.

“Jadi selama beberapa hari ke depan warga diimbau untuk lebih waspada, baik nelayan maupun warga yang berada di kawasan daerah aliran sungai (DAS) karena berpotensi banjir," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com