Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Harus Bentengi Diri dari Isu SARA

Kompas.com - 30/10/2016, 11:46 WIB

Tim Redaksi

PALANGKARAYA, KOMPAS – Organisasi kepemudaan dituntut untuk membentengi diri dari isu suku, agama, ras, dan golongan. Salah satu caranya dengan menyebarkan semangat keberagaman di antara organisasi dan satu dalam gerakan.

Hal itu terungkap dalam peringatan Hari Sumpah Pemuda dan Jambore Pemuda Indonesia ke-88 di Palagkaraya, Kalimantan Tengah, yang dilaksanakan sejak 27 Oktober sampai 31 Oktober. Kegiatan itu diikuti oleh 1.400 pemuda dari Sabang sampai Merauke.

Kegiatan nasional tersebut diadakan di Palangkaraya, sekaligus mengenang Presiden Soekarno, yang datang ke Palangkaraya pada 17 Juli 1957 silam dan menancapkan tiang pembangunan. Saat itu, Kota Palangkaraya dikenal juga sebagai Kota dan Bumi Pancasila.

"Kita berkumpul di kota di mana Bung Karno memprakarsai, menumbuhkan mahakarya untuk bisa memanifestasikan sebuah keagungan, kemuliaan Indonesia yaitu Bhineka Tunggal Ika," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, di Palangkaraya, Sabtu (29/10) di malam hiburan di Stadion Sanaman Mantikei, Palangkaraya.

Dalam kesempatan itu Menteri bersama rombongan mengadakan ritual menyatukan tanah dan air yang dibawa perwakilan pemuda dari tiap daerah. Tanah dan air yang disimpan di dalam sebuah benjana besar kemudian di lumurkan di tugu Soekarno di Palangkaraya.

"Kita akan dengungkan kepada seluruh pemuda Indonesia, bahwa pemuda hari ini punya tekad lebih membara, lebih optimistis dan lebih mampu bersaing, ujar Imam.

Salah satu kontingen asal Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Mario Umbu Lepa Bora (20) merasakan pengalaman yang luar biasa dalam peringatan ke-88 Sumpah Pemuda Nasional di Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng). Di tempat itu, Mario bisa bertemu dengan pemuda dari berbagai  daerah.

"Bangga bisa mengenal kawan-kawan dari seluruh Indonesia. Ini pengalaman yang tidak bisa saya lupakan sampai mati nanti," kata Mario di sela-sela kegiatan di lapangan stadion Sanaman Mantikei.

Kemeterian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), di momen itu juga memberikan penghargaan dan hadiah ke 52 pemuda-pemudi juga organisasi kepemudaan nasional yang berprestasi. Tiap pemenang telah melalui uji verifikasi yang dilakukan langsung oleh tim dari Kemenpora.

Salah satu yang memenangkan penghargaan tersebut adalah Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Penghargaan di bidang organisasi kepemudaan itu mereka dapatkan setelah konsisten selama 69 tahun menelurkan ide-ide kebangsaan di rapat kerja nasional (Rakernas) di cabang di seluruh Indonesia.

Sekretaris Jendral PMKRI Pusat Bernadus Tri Utomo mengatakan, peringatan sumpah pemuda kali ini merupakan momen untuk menyebarkan semangat keberagaman atau pluralisme. Di tengah gencarnya isu SARA, pemuda harus membentengi diri mereka dari hal-hal yang provokatif.

"PMKRI adalah bagian dari kelompok Cipayung yang merepresentasikan keberagaman itu sendiri. Semangat itu yang membuat kami tetap eksis dalam dunia kepemudaan,” tambah Tomo.

Kelompok Cipayung merupakan kelompok yang diikuti berbagai organisasi kepemudaan dengan berbagai latar belakang. Baik agama maupun nasionalis.

Kelompok tersebut dikenal karena menelurkan kader-kader kebangsaan seperti Wakil Presiden Jusuf Kalla, alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), atau Cosmas Batubara, mantan menteri di era orde baru yang merupakan alumni PMKRI.

"Kelompok ini konsisten menyebarkan semangat pluralisme sampai sekaran dan seterusnya. Semangat ini yang harus dipegang teguh para pemuda saat ini agar tidak terjebak isu provokatif yang merusak bangsa," ujar Tomo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com