Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Nunukan Bongkar Penipuan SMS Berhadiah 30.000 Ringgit

Kompas.com - 19/10/2016, 19:59 WIB
Sukoco

Penulis

NUNUKAN,KOMPAS.com - Kepolisian Resort Nunukan Kalimantan Utara mengamankan 5 orang anggota komplotan penipuan SMS berhadiah. Semua korban komplotan tersebut merupakan warga Malaysia.

Komplotan tersebut mengirimkan ribuan SMS dengan nomor kartu Malaysia kepada warga negeri jiran itu dengan isi pesan singkat bahwa pemilik nomor telah memenangkan undian dengan hadiah uang tunai sebesar 30.000 ringgit (Rp 99 juta).

Jika pemilik nomor yang dikirim SMS menghubungi untuk menanyakan hadiah, maka komplotan tersebut akan meminta pemilik nomor mentransfer pulsa 10 ringgit hingga 3 kali.

“Setelah dapat 30 ringgit pulsa, mereka disuruh menghubungi seseorang yang sebenarnya rekan mereka juga, untuk menanyakan uang hadiah mau ditransfer kemana. Itu bohong semua,” ujar Kasat Reskrim Polres Nunukan AKP Suparno Rabu (19/10/2016).

Komplotan  tersebut diamankan kepolisian Nunukan berdasarkan laporan warga yang merasa curiga dengan tingkah laku mereka.

Untuk menjalankan aksi mereka, mereka menyewa sebuah rumah di Lalasalo Pualau Sebatik. Selama 8 hari menyewa rumah, kelima pria yang semuanya WNI tersebut tidak terlihat melakukan aktivitas apapun.

Komplotan tersebut memang sengaja menyewa sebuah rumah di wilayah perbatasan di Lalasalo kecamatan Sebatik karena dari wilayah perbatasan tersebut mereka leluasa menggunakan jaringan telepon seluler perusahaan Malaysia.

“Dia posisinya di Lalasalo. Karena kalau di Lala salo dia pakai Maxis, kan jaringannya kuat ya,” kata Suparno.

Dari pemeriksaan sementara, komplotan tersebut juga telah melakukan aksinya di Kota Sandakan negara bagian Sabah Malaysia. Selama 8 hari terakhir mereka berpindah ke Lalasalo di Pualau Sebatik.

Polisi mengamankan 8 buah handphone yang menggunakan kartu Maxis dari Malaysia yang selama ini digunakan oleh mereka.

Namun karena semua korban adalah warga Malaysia, kepolisian mengaku kesulitan mencari korban komplotan tersebut.

“Kita masih dalami terus. Kita masih kesulitan menemukan korban karena semuanya warga Malaysia,“ ucap Suparno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com