Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Eks Babakan Siliwangi di Rusunawa yang Mulai Sering Bocor

Kompas.com - 19/09/2016, 16:10 WIB
Dendi Ramdhani

Penulis

BANDUNG, KOMPAS.com - 2 Oktober 2015 menjadi kisah teramat pilu bagi Tini Rohayati (57). Pada usia senjanya, Tini mesti melawan getir kehidupan ketika rumah yang ditempatinya selama puluhan tahun di Kampung Kolase, Babakan Siliwangi, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung tergusur.

Tini adalah bagian dari 39 kepala keluarga di Kampung Kolase yang terpaksa menyerah dan harus angkat kaki dari lahan milik Pemkot Bandung yang kini menjadi Teras Cikapundung, ikon baru Kota Bandung.

Seluruh warga terdampak dipindahkan ke Rusunawa Sadang Serang. Hampir setahun berlalu, Tini kini berupaya merajut kehidupan baru di Rusunawa Sadang Serang. Tawanya tak serenyah dulu. Di bawah rintik hujan, Tini tampak merenung, meraba nasib di penghujung usianya.

"Disebut betah ya enggak, terpaksa dibetah-betahinlah," keluh Tini saat ditemui di Rusunawa Sadang Serang, Senin (19/9/2016).

Masih jelas melekat dalam ingatannya ketika anggota Satpol PP Kota Bandung mulai merangsek membongkar satu demi satu bagian rumahnya.

"Kalau ingat (insiden penggusuran) sedih banget, apalagi pas ada Satpol PP, aduh ngeri," ucap Tini sambil memejamkan mata mengingat detik-detik penggusuran.

Tini pun mulai terbiasa dengan kehidupan barunya. Meski berat, ia bersama dua anaknya mencoba bertahan di tengah segala keterbatasan. Keluh kesahnya sedikit terbantu dengan ditepatinya janji Wali Kota Bandung Ridwan Kamil.

"Janjinya waktu itu kan sekolah dibantu, ya Alhamdulillah anak saya sekolahnya gratis," kata Tini.

Namun, lanjut Tini, akibat penggusuran itu biaya akomodasi kian berlipat.

"Suami saya kerja di daerah Ciumbuleuit. Dulu waktu masih di Babakan Siliwangi mah enak tinggal jalan, sekarang harus mengeluarkan ongkos, Rp 10.000 sehari. Kalau dikumpulkan lumayan buat beli beras," ucapnya.

Bocor

Kondisi Rusunawa Sadang Serang awalnya dinilai layak untuk ditinggali. Petakan kamar menyerupai rumah tipe 21, berderet setinggi lima lantai. Dari total 97 kamar yang tersedia, baru 58 kamar yang terisi. Mayoritas penghuni adalah korban penggusuran Kampung Kolase.

Keluhan senada juga diungkapkan Sulistiawati (29). Kebijakan pemerintah membuatnya tak bisa mengambil pilihan lain. Dia tak menampik jika rusunawa Sadang Serang awalnya memang layak ditempati. Namun, sebulan terakhir para penghuni mulai resah dengan kondisi atap bangunan yang mulai sering bocor saat turun hujan.

"Atapnya bocor, kalau hujan besar airnya masuk rumah, karena tak ada atap penghalang. Tapi sekarang sedang diperbaiki. Kalau fasilitas bagus, air juga lancar," ucapnya.

Selain itu, sulitnya mengembalikan penghidupan menjadi kendala utama warga. Program Kredit Melati yang didengungkan pemerintah pun belum menyentuh warga korban penggusuran.

"Jujur sejak pindah ke sini, penghasilan jadi seret. Ia sempat ditawari kredit melati tapi syaratnya ribet. Katanya harus ada bukti pembayaran PBB, kita kan gak punya. Ya kita minta dipermudah," tuturnya.

(Baca juga: Curhat Warga dan Bandung yang Kian Mirip Jakarta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com