Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tuntut Hukuman Mati bagi Koruptor, Ali Melompat dari Menara Setinggi 70 Meter

Kompas.com - 01/08/2016, 11:39 WIB
Junaedi

Penulis

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com — Ali Jenk nekat melompat dari ketinggian 70 meter di menara Wai Tipalayo milik PDAM Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Senin (1/8/2016). Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes Ali terhadap kebijakan pemerintah dalam menangani kasus korupsi dan vaksin palsu.

"Saya menantang pemerintah Jokwoi-JK dan para koruptor untuk berani dihukum gantung juga seperti para pelaku narkotika karena mereka juga jauh lebih menyengsarakan rakyat seperti pelaku narkoba," kata Ali Jenk.

Ratusan warga dan pengendara menyaksikan aksi pria ini melompat dari ketinggian dalam keadaan terbalut kain hitam layaknya sesosok mayat sambil memegang poster bertuliskan protes kepada pemerintah.

Sebelum melompat, Ali sempat membentangkan spanduk bertuliskan "Yang Terhormat Bapak Presiden, Hukum Mati Para Koruptor dan Pembuat Vaksin Palsu".

Warga yang menyaksikan aksi Ali Jenk ini tampak tegang. Beberapa warga di antaranya tampak berusaha mengabadikan aksi nekat ini dengan ponsel mereka.

Suara teriakan histeris warga pun pecah saat Ali Jenk benar-benar melompat. Seutas tali yang mengikat di tubuh Ali dan ditambatkan ke puncak menara PDAM itu mencegahnya terbentur ke tanah.

Meski khawatir dan tegang, warga yang menyaksikan aksi tersebut memberikan apresiasi terhadap tuntutan Ali Jenk. Mereka sepakat, hukuman berat dijatuhkan tidak hanya kepada para pelaku narkotika, tetapi juga para koruptor dan pembuat vaksin palsu karena perbuatan mereka juga sama-sama merugikan jutaan masyarakat.

Gazali, salah seorang warga Polewali, mengaku sengaja datang ke lokasi untuk menyaksikan langsung aksi Ali Jenk. 

"Dari tadi saya di sini mau lihat orang gantung diri karena penasaran seperti apa aksinya, dan saya sangat setuju terkait aksinya menantang pemerintah untuk memberi hukum gantung bagi para koruptor," kata Gazali.

Saat Ali Jenk melakukan aksinya, tidak satu pun tenaga medis atau ambulans yang terlihat di sekitar lokasi. Aksi ini juga tak dihentikan polisi, meski berpotensi membahayakan diri Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com