Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelabui Petugas, Penambang Liar Tutupi "Back Hoe" dengan Tanah

Kompas.com - 17/06/2016, 18:09 WIB
Kontributor Surakarta, Michael Hangga Wismabrata

Penulis

BOYOLALI, KOMPAS.com - Sebuah alat berat backhoe ditimbun oleh penambang pasir liar di lereng Gunung Merapi di wilayah Kecamatan Musuk, Boyolali, Jawa Tengah, saat tim inspeksi mendadak gabungan mendatangi lokasi, Jumat (17/6/2016).

Petugas gabungan dari Komisi III DPD, Satpol PP, Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral Kabupaten Boyolali, dan Polsek Musuk, mendatangi tiga lokasi yang ditengarai terjadi praktek penambangan ilegal. Tiga lokasi yang menjadi sasaran adalah Dukuh Butuh, Desa Lanjaran; Dukuh Gendolan, DEsa Jemowo dan Desa Sukorejo.

Di Desa Lanjaran, petugas mendapati lokasi penambangan berbeda dengan izin lokasi penambangan yang diajukan. Sudarto yang juga Kepala Desa Lanjaran, menyebutkan, penambangan sudah mengantongi izin penambangan.

"Jadi letaknya 1 km jauh dari lokasi yang tertulis di izin. Seharusnya penambangan di Dukuh Doyomartan," kata Mustajab, Kepala Seksi ESDM DPU Kabupaten Boyolali.

Petugas segera meminta pemilik penambangan untuk menghentikan aktivitas dan meminta truk dan alat berat untuk keluar dari lokasi.

Sementara itu, di penambangan di Desa Sukorejo,  tim sidak menemukan sebuah backhoe tersembuyi di antara gundukan tanah. Roda penggerak backhoe hampir tertutup tanah galian. Diduga, pelaku mencoba mengelabui petugas dengan membuat seakan lokasi penambangan tersebut mangkrak.

"Mungkin sudah bocor, jadi mereka buat penyamaran agar dikira penambangannya mangkrak dan tidak beroperasi lagi," kata Ketua Komisi III DPRD Boyolali Lambang Sarosa yang ikut sidak. 

Meski ditemukan jejak-jejak baru di lokasi tambang, tidak ada seorang pun yang ditemui petugas di lokasi Desa Sukorejo tersebut.

"Saya prinsipnya tidak menghalangi adanya penambangan galian c, namun harus ada izin resmi dulu. Kalau tidak yang rugi masyarakat, karena lingkungannya rusak. Tunggu ada izinnya baru menambang," kata Lambang.

Dia menambahkan banyak pelaku penambangan yang sudah menambang, padahal izin belum turun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com