Korban Paedofil Warga Inggris "Direkrut" di Tempat Biliar

MATARAM, KOMPAS.com - A (17) remaja laki-laki yang menjadi korban paedofil oleh SRP (44) warga Inggris dan BRY (48) asal NTT, saat ini ditangani oleh Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Nusa Tenggara Barat (NTB).

"Saat ini korban kami yang dampingi," kata Joko Jumadi, Koordinator Divisi Hukum dan Advokasi LPA NTB, Kamis (2/6/2016).

Dia mengatakan, korban saat ini telah didampingi LPA dan akan menjalani proses rehabilitasi psikologis untuk memulihkan kondisi psikis korban.

Kepada LPA korban mengaku, awalnya korban diajak oleh salah satu kawannya ke tempat usaha BRY di kawasan wisata Senggigi, Lombok Barat. Lokasi ini menyediakan fasilitas biliar yang kerap dijadikan tempat berkumpul para remaja.

Menurut Joko, tempat tersebut diduga digunakan sebagai lokasi "perekrutan" sebelum pelecehan seksual dilakukan. Korban terlebih dahulu dibuat nyaman oleh pelaku BRY. Setelah korban nyaman, pelaku lalu mengekploitasi korban.

Kasus paedofil terungkap setelah ada laporan masyarakat yang menyerahkan sebuah tablet kepada LPA. Setelah dicek, ternyata berisi beberapa dokumen, gambar, foto serta percakapan WA yang berbau cabul.

Terkait kasus tersebut, saat ini polisi telah meringkus SRP, warga negara Inggris yang sudah tinggal di Lombok selama lebih dari 10 tahun. SRP ditangkap karena diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap A yang masih di bawah umur.

Selain menangkap SRP, polisi juga mengamankan BRY pemilik tempat permainan biliar yang berada di kawasan pariwisata Senggigi. BRY ditangkap karena diduga turut serta membantu dalam kasus paedofil.