MAMUJU UTARA, KOMPAS.com - Banjir yang merendam wilayah Kecamatan Tikke, Mamuju Utara, Sulawesi Barat, sejak pekan lalu kini bertambah luas.
Luapan air Sungai Lariang itu menimbulkan genangan air hingga setinggi 1,5 meter di pemukiman serta lahan pertanian dan perkebunan di sembilan dusun.
Warga menyatakan, banjir tersebut bertahan hingga delapan hari akibat jebolnya tanggul milik sebuah perusahan kelapa sawit di Mamuju Utara.
Sedikitnya empat sekolah dasar dan SMA terpaksa libur karena ruang-ruang kelas dipenuhi air.
Jalan Trans Sulawesi yang menjadi satu-satunya jalan penghubung antardesa dan kecamatan di Mamuju Utara sudah tiga hari terakhir terputus akibat air setinggi 1 meter di sejumlah ruas jalan.
Banjir tak hanya melumpuhkan aktivitas warga, tapi juga melumpuhkan akses transportasi antardesa dan dusun serta jalan lintas provinsi.
Warga cemas jika banjir akan terus bertambah karena hujan deras di muara Sungai Lariang di wilayah Poso dan Palu masih terus berlangsung.
Alimuddin, korban banjir, mengaku bahwa rumahnya sudah kebanjiran sejak lima hari terakhir dengan ketinggian air 70 sentimeter.
Ia harus menyingkirkan perabotan rumah dan peralatan elektronik ke tempat yang lebih tinggi agar tidak tersentuh air.
Meski tidur di tengah banjir dalam kondisi memprihatinkan, Alimuddin dan keluarganya enggan mengungsi. Ia khawatir jika rumahnya tak ditinggali, maka akan menjadi sasaran pencurian.
Warga Desa Lariang itu berharap pemerintah cepat turun tangan memperbaiki tanggul yang jebol hingga luapan sungai bisa diatasi.
"Jika tanggul milik perusahan sawit tidak segera dibenahi, maka warga akan terus-menerus terendam banjir seperti ini," ujar dia.
Kepala Desa Lariang Andi Firdaus mengatakan, sebanyak 577 kepala keluarga atau 2.875 jiwa menjadi korban banjir tersebut. Mereka memilih tetap bertahan karena tak ingin rumahnya jadi sasaran maling.
Ia mengimbau warganya agar tetap waspada untuk mengantisipasi bertambahnya volume air karena hujan masih berlangsung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.