Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Walhi: Proyek PLTU 35.000 MW Sebabkan Kematian Dini 15.000 Jiwa Per Tahun

Kompas.com - 18/04/2016, 19:17 WIB
Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu merilis hasil riset Universitas Harvard tentang dampak buruk polutan batubara yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di 42 tempat di Indonesia.

Hasil riset tersebut disampaikan beriringan dengan penandatanganan kesepakatan pembangunan PLTU berkapasistas 2x 100 MW di Bengkulu antara PT Tenaga Listrik Bengkulu anak usaha PT Intraco Penta (Power Construction corporation of China) dengan PT Pelindo II, Senin (18/4/2016).

"Universitas Harvard meriset 42 PLTU di Indonesia. Dalam laporan terungkap, operasi PLTU batubara di Indonesia membuat 6.500 jiwa meninggal dini," kata Direktur Walhi Bengkulu, Benny Ardiansyah dalam rilisnya kepada Kompas.com.

Penyebab kematian mereka adalah 2.700 jiwa terkena stroke, 2.300 karena jantung insemik, 300 kanker paru-paru, 400 paru obstuktif kronik, 800 lain akibat penyakit pernafasan dan kardiovaskular.

Ini karena paparan SO2, NOx dan PM 2,5 ditambah hujan asam, emisi logam berat seperti merkuri, arsenik, nikel, kromium dan timbal.

Lebih jauh Benny mengatakan, jika proyek 35.000 Megawatt yang dicanangkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu terealisasi, kematian dini diprediksi akan melonjak hingga 15.700 jiwa per tahun di Indonesia, dan 21.200 jiwa jika ditambah negara tetangga.

"Pemerintah sudah seharusnya memikirkan energi terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi. Negara kita adalah salah satu negara dengan potensi energi terbarukan (renewable energy) yang sangat melimpah. Sayangnya, sumber-sumber energi terbarukan tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal," jelas Benny.

Ia menjelaskan, penggunaan energi fosil merupakan metode kuno dan negara-negara dunia sudah mulai meninggalkannya.

Sementara itu, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas 2x 100 MW di Bengkulu akan dimulai pada 2017. Pembangunan tersebut adalah kerja sama antara PT Tenaga Listrik Bengkulu anak usaha PT Intraco Penta (Power Construction corporation of China) dengan PT Pelindo II.

Direktur Utama PT Pelindo II Dede R Martin saat penandatanganan kesepakatan di Bengkulu, Senin (18/4/2016), menjelaskan, proyek ini merupakan tindak lanjut sinergi antar-BUMN yang mengusung tema integrasi logistik-maritim untuk akselerasi konektivitas nasional.

"Ini bentuk dukungan program 35.000 MW listrik untuk Indonesia yang dijalankan PT PLN," kata Dede.

Dede yakin, hadirnya PLTU di Bengkulu akan membuka peluang ekonomi turunan lainnya. Saat ini, kata Dede mengutip Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti, kebutuhan energi listrik di Bengkulu pada beban puncak sekitar 258 MW. Sementara, saat ini, pasokan listrik yang ada ada hanya 236 MW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com