Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Tewas di Kebun, Dua Desa Nyaris Bentrok

Kompas.com - 25/02/2016, 18:35 WIB
Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON,KOMPAS.com - Seorang petani yang diketahui bernama Benyamin Lekahena, warga Desa Abubu, Kecamatan Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah ditemukan tewas secara mengenaskan di kebunnya, Rabu (24/2/2016) sekitar pukul 17.30 WIT.

Pria berusia 60 tahun itu diduga tewas lantaran dibunuh orang tak dikenal.  Di tubuhnya terdapat luka tusuk dengan menggunakan senjata tajam (sajam) yang mengenai punggung kanan hingga menembus dada sebelah kanannya.

Benyamin ditemukan tewas tergeletak di sela-sela pohon Sagu yang berada di kebunnya tepat di perbatasan hutan Desa Abubu dan Desa Akong.  Kedua desa sempat terlibat ketegangan dan nyaris bentrok karena warga Desa Abubu menuding warga Akong sebagai pelaku. Beruntung, aparat TNI dan Polri setempat, segera bertindak cepat.

Informasi yang di himpun korban berangkat ke kebun sejak pagi hari, namun hingga sore harinya korban belum juga kembali ke rumah. Keluarga yang cemas kemudian mencari korban ke kebun miliknya.

”Sesampainya di kebun, korban ditemukan oleh keluarga sudah tidak bernyawa di bawah pohon sagu,” kata salah satu keluarga korban, Kamis (25/2/2016).

Sementara Kapolres Pulau Ambon, AKBP Komaruz Zaman saat dikonfirmasi awak media membenarkan peristiwa tersebut,

Menurut dia pasca penemuan mayat itu, kondisi dua desa bertetangga itu sempat tegang sehingga aparat gabungan langsung di terjunkan di desa tersebut.

“Personil gabungan dari Polres, Brimob, Polsek dan Koramil telah kami terjunkan sebanyak 105 personil. Personil ditempatkan di perbatasan kedua desa karena warga Abubu menuduh bahwa warga Akong pelakunya,” kata Kapolres, Kamis siang.

Terkait penyebab kematian korban, hingga kini kata Komaruz masih terus diselidiki, untuk mengungkap kematian korban, pihaknya juga telah menerjunkan tim secara lengkap guna menyelidiki kasus tersebut.

“Kami turunkan tim lengkap dari Reskrim dan Intel untuk membantu Polsek guna menyelidiki kasus ini,” terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com